Sumenep: Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menutup kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka SMP Negeri 2 Sumenep, meski baru berlangsung satu hari. Pasalnya seorang guru dinyatakan positif covid-19.
"Kita khawatir itu menyebar ke mana-mana," ungkap Bupati Kabupaten Sumenep, Busyro Karim, Rabu, 2 September 2020.
Ia mengaku tidak mau mengambil risiko dengan tetap melaksanakan pembelajaran tatap muka. Sebab siswa dan guru harus benar-benar sehat dan tidak ada indikasi terpapar covid-19.
"Kita semua kan ingin sehat. Jadi guru harus sehat, siswa harus sehat, pengelola di sekolah termasuk orang tua siswa juga harus sehat. Karena siswa yang masuk harus ada izin orang tua," jelasnya.
Baca: Langgar Protokol Covid-19, Tunjangan ASN Jateng Dipotong 10%
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Carto, mengaku keputusan pemerintah daerah bertujuan untuk mencegah penyebaran vovid-19. Penghentian KBM tatap muka SMP Negeri 2 Sumenep dilakukan paling lama satu bulan.
"Kita hentikan dulu jangan lakukan pembelajaran (tatap muka) dulu. Infomasi yang kami terima guru itu sudah sembuh katanya," ucap Carto.
Dia mengatakan, bagi sekolah lain khususnya jenjang SMP dan SD kelas 4 hingga 6 masih diizinkan melaksanakan KBM tatap muka. Namun dengan ketentuan.
Untuk wilayah daratan, pembelajaran tatap muka hanya dilakukan per dua pekan sekali dengan masa pertemuan tiga hari. Sedangkan kepulauan tiga hari dalam sepekan dengan kapasitas maksimal per kelas 16 siswa.
"Semua wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat," jelas Carto.
Sumenep: Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menutup kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka SMP Negeri 2 Sumenep, meski baru berlangsung satu hari. Pasalnya seorang guru dinyatakan positif
covid-19.
"Kita khawatir itu menyebar ke mana-mana," ungkap Bupati Kabupaten Sumenep, Busyro Karim, Rabu, 2 September 2020.
Ia mengaku tidak mau mengambil risiko dengan tetap melaksanakan pembelajaran tatap muka. Sebab siswa dan guru harus benar-benar sehat dan tidak ada indikasi terpapar covid-19.
"Kita semua kan ingin sehat. Jadi guru harus sehat, siswa harus sehat, pengelola di sekolah termasuk orang tua siswa juga harus sehat. Karena siswa yang masuk harus ada izin orang tua," jelasnya.
Baca: Langgar Protokol Covid-19, Tunjangan ASN Jateng Dipotong 10%