Yogyakarta: Kepala Area Kereta Commuter Indonesia (KCI) Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Dedi Setiawan, menyebut sarana kereta rel listrik (KRL) rute Yogya-Solo didukung penuh industri dalam negeri. Ia mengatakan, operasional awal akan memakai kereta rangkaian diesel (KRD) sebagai tahap transisi selama dua hingga tiga bulan.
"Kami pake sarana KRL KfW buatan PT Industri Kereta Api (INKA). Saat ini masih direvitalisasi," kata Dedi, Jumat, 2 Oktober 2020.
Dedi mengungkapkan sudah ada dua dari 10 trainset yang disiapkan. Dua trainset itu dalam masa uji coba di Jalarta. Ia memperkirakan akhir Oktober akan bisa dipakai di Yogyakarta.
"Januari (2021) full Jogja-Klaten. Itu full pake KRL secara bertahap nanti ke Solo. Lalu Yogyakarta ke Kutoarjo sampe ke Kroya," ungkapnya.
Baca juga: Konsep KRL Yogya-Solo Mengadaptasi Commuter Line Jabodetabek
Menurut dia, persiapan sarana pendukung KRL belum sepenuhnya siap. Beberapa yang mulai disiapkan seperti passenger service, kartu thermal, hingga petugas. Secara bertahap, standar KCI Jabodetabek akan diterapkan di Yogyakarta.
"Ke depan akan kami kasih sentuhan kearifan lokal sesuai Jogja. Bentuk layanan kami yang utama adalah kereta tidak mogok. Headway akan semakin kecil atau sering. Pada 2021 KRL di Jogja setiap stasiun akan berhenti," bebernya.
Sementara itu, Humas PT Kereta Commuter Indonesia, Adli, menambahkan, pengadaan KRL di Yogyakarta masih berskala program. Di luar Jabodetabek, kata dia, KRL baru tersedia di Rangkasbitung dan Cikarang.
"Di Jabodetabek bisa satu juta penumpang per hari. Saat pandemi, turun hingga 70 persen, menjadi sekitar 280 ribu hingga 300 orang," ujarnya.
Menurut dia, KRL bisa menjadi solusi kepadatan lalu lintas di jalan. Ia menilai, ini bisa menambah pilihan pengguna jasa kereta terutama yang sebelumnya pengguna kereta api lokal Prameks dengan 20 jadwal perjalanan per hari.
Yogyakarta: Kepala Area Kereta Commuter Indonesia (KCI) Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Dedi Setiawan, menyebut sarana
kereta rel listrik (KRL) rute Yogya-Solo didukung penuh industri dalam negeri. Ia mengatakan, operasional awal akan memakai kereta rangkaian diesel (KRD) sebagai tahap transisi selama dua hingga tiga bulan.
"Kami pake sarana KRL KfW buatan PT Industri Kereta Api (INKA). Saat ini masih direvitalisasi," kata Dedi, Jumat, 2 Oktober 2020.
Dedi mengungkapkan sudah ada dua dari 10 trainset yang disiapkan. Dua trainset itu dalam masa uji coba di Jalarta. Ia memperkirakan akhir Oktober akan bisa dipakai di Yogyakarta.
"Januari (2021) full Jogja-Klaten. Itu full pake KRL secara bertahap nanti ke Solo. Lalu Yogyakarta ke Kutoarjo sampe ke Kroya," ungkapnya.
Baca juga:
Konsep KRL Yogya-Solo Mengadaptasi Commuter Line Jabodetabek
Menurut dia, persiapan sarana pendukung KRL belum sepenuhnya siap. Beberapa yang mulai disiapkan seperti passenger service, kartu thermal, hingga petugas. Secara bertahap, standar KCI Jabodetabek akan diterapkan di Yogyakarta.
"Ke depan akan kami kasih sentuhan kearifan lokal sesuai Jogja. Bentuk layanan kami yang utama adalah kereta tidak mogok. Headway akan semakin kecil atau sering. Pada 2021 KRL di Jogja setiap stasiun akan berhenti," bebernya.