Sleman: Pengungsi Merapi di Balai Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bertambah. Meski demikian, kapasitas barak pengungsian dipastikan mampu menampung pengungsi.
“Untuk kapasitas barak masih memadai karena ada beberapa bangunan yang bisa digunakan,” kata Camat Cangkringan, Suparmono, pada Selasa, 24 November 2020.
Menurut catatannya, jumlah pengungsi di Balai Desa Glagaharjo sekitar 260 orang. Jumlah ini meningkat dibanding awal pekan lalu.
Baca juga: Klaster Perkantoran Muncul Lagi di Banyumas
Suparmono menyatakan, tambahan pengungsi kebanyakan merupakan dewasa dan sebagian dari mereka ikut mengevakuasi hewan ternak.
“Pengungsi dewasa usia 18 sampai 50 sebelumnya 44 orang, kini jadi 78 orang. Mereka ikut mengungsi agar bisa mengawasi ternak,” ungkapnya.
Ia menyebut jumlah pengungsi lansia cenderung tetap. Mereka telah diungsikan awal tak lama setelah Gunung Merapi berstatus siaga pada 5 November 2020.
Suparmono menambahkan dua bangunan di barak pengungsian Balai Desa Glagaharjo diperkirakan mampu menampung pengungsi hingga 300 jiwa. Pengungsi juga mulai menempati barak di gedung SDN Muhammadiyah Cepitsari Desa Glagaharjo.
Selain di Desa Glagaharjo, barak pengungsian juga disiapkan di Dusun Gayam, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan. Ia mengatakan kapasitas barak di Dusun Gayam bisa menampung hingga 100 jiwa bila memakai aturan jaga jarak untuk mencegah risiko penularan covid-19.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto, mengungkapkan sudah menyiapkan alokasi bantuan Rp1 miliar dari Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) untuk kebutuhan pengungsi di barak. Beberapa kebutuhan pokok di Balai Desa Glagaharjo dan barak di Dusun Gayam akan diperbarui bila ada kekurangan.
“Kami masih punya 12 barak lagi yang harus dipersiapkan, sehingga bantuan tersebut kami alokasikan untuk persiapan barak pengungsian,” ujar Joko.
Beberapa alokasi anggaran itu untuk kebutuhan, seperti penyekat pengungsi di barak, kebutuhan air bersih, hingga sarana dan prasarana lain. Pihaknya akan berkomunikasi dengan pemerintah desa yang menjadi pengelola barak.
Gunung Merapi masih berstatus siaga sejak 5 November 2020. Erupsi Gunung Merapi pada Senin, 23 November 2020 meruntuhkan kubah lava yang terbentuk pada 1954 silam.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto, mengungkapkan sudah menyiapkan alokasi bantuan Rp1 miliar dari Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) untuk kebutuhan pengungsi di barak. Beberapa kebutuhan pokok di Balai Desa Glagaharjo dan barak di Dusun Gayam akan diperbarui bila ada kekurangan.
“Kami masih punya 12 barak lagi yang harus dipersiapkan, sehingga bantuan tersebut kami alokasikan untuk persiapan barak pengungsian,” ujar Joko.
Beberapa alokasi anggaran itu untuk kebutuhan, seperti penyekat pengungsi di barak, kebutuhan air bersih, hingga sarana dan prasarana lain. Pihaknya akan berkomunikasi dengan pemerintah desa yang menjadi pengelola barak.
Gunung Merapi masih berstatus siaga sejak 5 November 2020. Erupsi Gunung Merapi pada Senin, 23 November 2020 meruntuhkan kubah lava yang terbentuk pada 1954 silam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)