Proses evakuasi jenazah korban jatuhnya Helikopter MI-17 Penerbad No Reg HA 5138, Sabtu, 15 Februari 2020. Medcom.id/Roylinus Ratumakin
Proses evakuasi jenazah korban jatuhnya Helikopter MI-17 Penerbad No Reg HA 5138, Sabtu, 15 Februari 2020. Medcom.id/Roylinus Ratumakin

Akhir Pencarian Helikopter MI-17

Medcom, Roylinus Ratumakin • 15 Februari 2020 19:34
Jayapura: Helikopter MI-17 milik TNI hilang kontak saat terbang dari Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, menuju Jayapura, Jumat, 28 Juni 2019 siang. Heli mengangkut 12 penumpang.
 
Sehari pascahilang kontak, TNI mengerahkan dua unit Hely Bell dan Pesawat CN235 untuk membantu pencarian helikopter. Namun, upaya pencarian nihil.
 
Wakapendam XVII Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi saat itu mengatakan, pencarian juga mengerahkan
100 personel TNI yang berada di Oksibil. "Mereka diberangkatkan melalui jalur darat menuju kampung Bulangkop, Distrik Okaoam, Kabupaten Pegunungan Bintang," kata Sianturi, di Sentani, Sabtu, 29 Juni 2019.

Sebulan berlalu. Senin 1 Juli 2019, Danrem 172 Praja Wira Yakthi (PWY) Kol Inf Binsar Sianipar menduga helikopter tidak menabrak gunung. Dugaan diperkuat dengan tidak berfungsinya sonar yang dimiliki helikopter sejak Jumat, 28 Juni 2019, saat hilang kontak.
 
"Karena bila menabrak gunung, selain alat yang ada di heli memancarkan sinyal juga ada tanda lainnya," kata Binsar, melansir Antara, Senin, 1 Juli 2019.

Akhir Pencarian Helikopter MI-17
Proses evakuasi jenazah korban jatuhnya Helikopter MI-17 Penerbad No Reg HA 5138, Sabtu, 15 Februari 2020. Medcom.id/Roylinus Ratumakin
 
Asaribab mengatakan lokasi ditemukannya helikopter MI-17 merupakan tanah sakral milik masyarakat setempat. Pihaknya pun terlebih dulu meminta izin kepada masyarakat Kabupaten Pegunungan Bintang untuk melakukan evakuasi dan misi kemanusiaan.
 
Tak berjalan mudah, evakuasi sempat terkendala curamnya medan dan cuaca buruk pada Selasa, 11 Februari 2020. Komandan Komando Resort Militer (Dandrem) I72/PWY Kolonel Jonatan Binsar Sianipar, mengatakan jika pihaknya kesulitan mencari titik aman mendaratkan pasukan ke lokasi temuan Helikopter MI-17.
 
Setelah melakukan berbagai perhitungan, pada Kamis, 13 Februari 2020 TNI memberangkatkan 30 personel menuju zona pendaratan lokasi jatuhnya Helikopter MI-17. Mereka menggunakan lima helikopter.
 
Komandan Resort Militer (Dandrem) 172 PVY, Kolonel Jonatan Binsar Sianipar, mengatakan lokasi zona pendaratan berjarak sekitar tiga kilometer dari titik jatuhnya helikopter.
 
"Tadi pagi kami berangkatkan lima helikopter menuju droping zone (zona pendaratan). Personel evakuasi saat ini sudah melakukan perjalanan menuju titik lokasi jatuhnya (Helikopter MI-17)," kata Jonatan.
 
Setelah berhasil mendaratkan pasukan di sekitar lokasi, para prajurit TNI tersebut juga melakukan pengumpulan puing serta 12 jenazah penumpang helikopter MI-17 untuk dievakuasi. Namun evakuasi tidak bisa langsung dilkukan pada haei yang sama, melainkan dilakukan pada esok hari.
 
Dengan persiapan yang lebih matang, lusa atau Sabtu, 15 Februari 2020, 12 jenazah penumpang helikopter berhasil dievakuasi dari Pegunungan Mandala. Korban berhasil diidentifikasi dari pakaian dan atribut yang dikenakan, namun tiga lainnya masih butuh identifikasi lebih lanjut.
 
"Proses evakuasunya menggunakan dua unite Helikopter Penerbad dan satu Helikopter milik PT Intan Angkasa," kata Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) XVII/Cenderawasih, Letkol Inf. Dax Sianturi, Sabtu, 15 Februari 2020.
 
Akhir Pencarian Helikopter MI-17
Proses evakuasi jenazah korban jatuhnya Helikopter MI-17 Penerbad No Reg HA 5138, Sabtu, 15 Februari 2020. Medcom.id/Roylinus Ratumakin
 
Menurut dia saat ini 12 jenazah tersebut sudah diterbangkan ke Bandara Oksibil, Base Ops Lanud Silas Papare, Sentani, Kabupaten Jayapura. Setibanya di Sentani, jasad para korban akan dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut.
 
Dari serangkaian evakuasi tersebut, proses akhir yaitu pelepasan jenazah akan dilakukan oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pada, Senin, 17 Februari 2020. Jenazah akan dikirim ke Sorong (Papua), Ambon, Sulwesi, Kupang, dan Jawa.
 
Namun evakuasi tersebut belum sepenuhnya usai. Dari temuan di lokasi, 10 senjata api milik para korban atau penumpang tidak ditemukan petugas saat melakukan evakuasi. Asaribab kembali mengatakan senjata tersebut diduga diambil warga dari lokasi jatuhnya helikopter.
 
"Senjatanya sudah tidak ada. Informasi (diamankan) masyarakat yang berburu, sehingga (kami) ada pendekatan (kepada masyarakat) untuk kembalikan. Pendekatan secara kekeluargaan," kata Asaribab.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan