Boyolali: Sebanyak 246 warga di lereng Gunung Merapi dari kelompok rentan di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, dievakuasi ke tempat penampungan pengungsi sementara (TPPS) Balai Desa Jrakah. Jumlah tersebut diperkirakan masih akan bertambah.
"Kelompok rentan yang dievakuasi terlebih dulu ini berasal dari dua dusun yaitu Dusun Sepi dan Dusun Kajor. Diperkirakan jumlahnya masih akan bertambah," papar Kepala Desa Jrakah, Tumar, di Boyolali, Senin, 23 November 2020.
Warga kelompok rentan yang mengungsi terdiri dari 121 orang dari Dusun Sepi dan sisanya dari Dusun Kajor. Sebanyak 121 warga dari Dusun Sepi terdiri dari lansia sebanyak 27 orang, balita 28 orang, difabel empat orang, dewasa 39 orang, anak-anak 28 orang, serta ibu menyusui lima orang.
Baca: Terjadi Guguran Tebing Lava 1954, Warga Merapi Diimbau Tenang
Sedangkan jumlah pengungsi dari Kajor sebanyak 125 orang terdiri dari 44 orang lansia, 30 orang balita, 27 orang dewasa dan 12 anak-anak, ibu hamil tiga orang, serta ibu menyusui sembilan orang.
"Mereka sudah dievakuasi di lokasi pengungsian sejak Selasa malam, 17 November 2020," beber Tumar.
Status Gunung Merapi telah dinaikkan statusnya dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) awal November 2020. Namun kala itu, kata Tumar, warga di kawasan rawan bencana (KRB) masih enggan mengungsi.
Setelah mendapatkan sosialisasi dari petugas Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Giologi (BPPTKG) Yogyakarta, akhirnya warga mau dievakuasi oleh relawan ke TPPS.
Baca: 383 Warga Lereng Merapi Masih Bertahan di Pengungsian
"Tim relawan mengevakuasi warga bersama tim siaga desa (TSD) Jrakah menuju lokasi jarak aman dari bahaya erupsi Gunung Merapi. Kemudian anak muda dan usia produktif sebagian masih bertahan di rumah, mereka masih beraktivitas seperti biasa," ungkapnya.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Bambang Sinungharjo, menambahkan tiga TPPS yang telah dioperasikan yaitu di Desa Tlogolele, Desa Klakah dan Desa Jrakah.
"Kami menggunakan konsep sister village atau desa persaudaraan antara desa yang rawan bencana erupsi Merapi atau KRB 3 dan KRB 2 dengan desa penyangga yang aman," katanya.
Boyolali: Sebanyak 246 warga di lereng
Gunung Merapi dari kelompok rentan di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, dievakuasi ke tempat penampungan pengungsi sementara (TPPS) Balai Desa Jrakah. Jumlah tersebut diperkirakan masih akan bertambah.
"Kelompok rentan yang dievakuasi terlebih dulu ini berasal dari dua dusun yaitu Dusun Sepi dan Dusun Kajor. Diperkirakan jumlahnya masih akan bertambah," papar Kepala Desa Jrakah, Tumar, di Boyolali, Senin, 23 November 2020.
Warga kelompok rentan yang mengungsi terdiri dari 121 orang dari Dusun Sepi dan sisanya dari Dusun Kajor. Sebanyak 121 warga dari Dusun Sepi terdiri dari lansia sebanyak 27 orang, balita 28 orang, difabel empat orang, dewasa 39 orang, anak-anak 28 orang, serta ibu menyusui lima orang.
Baca: Terjadi Guguran Tebing Lava 1954, Warga Merapi Diimbau Tenang
Sedangkan jumlah pengungsi dari Kajor sebanyak 125 orang terdiri dari 44 orang lansia, 30 orang balita, 27 orang dewasa dan 12 anak-anak, ibu hamil tiga orang, serta ibu menyusui sembilan orang.
"Mereka sudah dievakuasi di lokasi pengungsian sejak Selasa malam, 17 November 2020," beber Tumar.
Status Gunung Merapi telah dinaikkan statusnya dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) awal November 2020. Namun kala itu, kata Tumar, warga di kawasan rawan bencana (KRB) masih enggan mengungsi.
Setelah mendapatkan sosialisasi dari petugas Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Giologi (BPPTKG) Yogyakarta, akhirnya warga mau dievakuasi oleh relawan ke TPPS.
Baca: 383 Warga Lereng Merapi Masih Bertahan di Pengungsian
"Tim relawan mengevakuasi warga bersama tim siaga desa (TSD) Jrakah menuju lokasi jarak aman dari bahaya erupsi Gunung Merapi. Kemudian anak muda dan usia produktif sebagian masih bertahan di rumah, mereka masih beraktivitas seperti biasa," ungkapnya.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Bambang Sinungharjo, menambahkan tiga TPPS yang telah dioperasikan yaitu di Desa Tlogolele, Desa Klakah dan Desa Jrakah.
"Kami menggunakan konsep sister village atau desa persaudaraan antara desa yang rawan bencana erupsi Merapi atau KRB 3 dan KRB 2 dengan desa penyangga yang aman," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)