Gunungkidul: Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan keberadaan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) mampu mendongkrak kunjungan wisatawan ke wilayahnya.
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, A Harry Sukmono, mengatakan pihaknya telah menyiapkan perubahan Peraturan Daerah tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan.
"Kami berharap Bandara Internasional Yogyakarta menimbulkan pergerakan wisatawan yang ke Gunungkidul," kata Harry saat dikonfirmasi, Sabtu, 29 Agustus 2020.
Baca: Pemkab Pamekasan Minta Pengusaha Berdayakan Peternak Lokal
Dia menjelaskan peraturan daerah (perda) ini untuk menyiapkan pariwisata Gunungkidul ke depan, khususnya keberadaan jalur jalan lintas selatan (JJLS), tol trans Jawa, ruas jalan Prambanan-Gading-Bandara Internasional Yogyakarta, serta pengembangan kawasan Joglo Semar.
Menurutnya perda ini sebagai pedoman tata kelola pariwisata Gunungkidul ke depan yang mengatur tentang destinasi pariwisata, kelembagaan pariwisata, pemasaran pariwisata, dan industri pariwisata.
"Saat ini kami sedang merumuskan peraturan ini dan secara bertahap membangun infrastruktur berdasarkan kemampuan keuangan daerah. Kami juga mengupayakan pembangunan infrastruktur pariwisata dan pendukung pariwisata menggunakan dana keistimewaan dan pemerintah pusat," ungkapnya.
Hal yang perlu segera dikerjakan adalah penataan kawasan masing-masing objek wisata, percepatan pembangunan infrastruktur jalan atau akses jalan menuju objek wisata. Hal ini mengingat akses jalan menuju objek wisata di Gunungkidul masih sempit dan ada yang belum diaspal.
"Kami tidak menutup mata dengan adanya keluhan wisatawan soal akses jalan yang sempit, sehingga bus pariwisata harus hati-hati saat melintas, dan begitu juga pengendara roda empat lainnya. Kami sudah berusaha maksimal akses jalan ini dibangun sesuai kemampuan keuangan daerah," bebernya.
Harry mengakui beberapa tahun terakhir perkembangan wisata di Gunungkidul berkembang pesat, sehingga mampu menyumbang pendapatan asli daerah cukup tinggi, antara Rp20 miliar hingga Rp25 miliar per tahun. Sektor pariwisata juga mampu menggerakkan ekonomi masyarakat, mengurangi pengangguran, dan mengangkat potensi lokal.
Saatini, kunjungan hampir 99 persen yang berkunjung ke Gunungkidul masih wisatawan domestik, sekitar Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur bagian barat.
"Kami hanya berharap pemerintah pusat mendukung pariwisata di Gunungkidul dengan mempercepat pembangunan akses jalan yang yang tidak mungkin dapat menggunakan anggaran kabupaten," ujarnya.
Hal yang perlu segera dikerjakan adalah penataan kawasan masing-masing objek wisata, percepatan pembangunan infrastruktur jalan atau akses jalan menuju objek wisata. Hal ini mengingat akses jalan menuju objek wisata di Gunungkidul masih sempit dan ada yang belum diaspal.
"Kami tidak menutup mata dengan adanya keluhan wisatawan soal akses jalan yang sempit, sehingga bus pariwisata harus hati-hati saat melintas, dan begitu juga pengendara roda empat lainnya. Kami sudah berusaha maksimal akses jalan ini dibangun sesuai kemampuan keuangan daerah," bebernya.
Harry mengakui beberapa tahun terakhir perkembangan wisata di Gunungkidul berkembang pesat, sehingga mampu menyumbang pendapatan asli daerah cukup tinggi, antara Rp20 miliar hingga Rp25 miliar per tahun. Sektor pariwisata juga mampu menggerakkan ekonomi masyarakat, mengurangi pengangguran, dan mengangkat potensi lokal.
Saatini, kunjungan hampir 99 persen yang berkunjung ke Gunungkidul masih wisatawan domestik, sekitar Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur bagian barat.
"Kami hanya berharap pemerintah pusat mendukung pariwisata di Gunungkidul dengan mempercepat pembangunan akses jalan yang yang tidak mungkin dapat menggunakan anggaran kabupaten," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DEN)