Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi tewas dalam serangan AS di Suriah. Foto: BBC
Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi tewas dalam serangan AS di Suriah. Foto: BBC

Tewas dalam Operasi AS, Ini Sosok Pemimpin ISIS yang Dijuluki ‘Penghancur’

Fajar Nugraha • 04 Februari 2022 09:25

 
Lembaga analisis tersebut mengatakan bahwa Qurashi "dengan cepat memantapkan dirinya di antara jajaran senior pemberontak dan dijuluki 'Profesor' dan 'Penghancur'".
 
“Dia sangat dihormati di antara anggota ISIS sebagai ‘pembuat kebijakan brutal’ dan bertanggung jawab untuk menghilangkan mereka yang menentang kepemimpinan Baghdadi,” imbuh pihak CEP.

Baca: Pemimpin ISIS Tewas dalam Operasi AS, Biden: Ini Pukulan Telak.
 
Seorang analis di Universitas Sciences Po di Paris, Prancis Jean-Pierre Filiu mengatakan, dia mungkin paling dikenal karena memainkan peran utama dalam kampanye militan likuidasi minoritas Yazidi (Irak) melalui pembantaian, pengusiran dan perbudakan seksual.
 
Pada Kamis, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa ‘ancaman teroris’ global telah dihapus ketika Qurashi meledakkan dirinya setelah pasukan khusus AS menyerbu tempat persembunyiannya di Suriah dalam serangan helikopter malam hari yang "sangat menantang".
 
Hans-Jakob Schindler, mantan pejabat PBB dan Direktur CEP, menyebut kematiannya sebagai "kemunduran besar bagi ISIS" dalam hal kehilangan pemimpin kedua, tetapi ragu itu akan menjadi pengubah permainan.
 
ISIS diperkirakan mempersiapkan pembunuhan para pemimpinnya dengan rencana siapa yang akan mengambil alih.

Sebaran global

Schindler mengatakan Quraishi ‘bukan pemimpin yang sangat transformasional’ karena ISIS sudah mulai beralih dari kelompok yang menguasai wilayah di Irak dan Suriah ke jaringan internasional organisasi militan di bawah Baghdadi.
 
Tapi Filiu berpendapat bahwa pembunuhan Qurashi bisa "lebih sulit untuk diatasi" daripada Baghdadi.
 
“Dia adalah seorang kepala operasional sejati yang eliminasinya berisiko mencegah kebangkitan kelompok militan, setidaknya untuk sementara,” tutur Filiu.
 
Damien Ferre, Direktur Konsultan Jihad Analytics, mengatakan bahwa warisan Qurashi akan menjadi penguatan cabang ISIS di Afghanistan, yang semakin aktif sejak Amerika Serikat setuju pada 2020 untuk menarik pasukannya dari negara itu.
 
Peneliti lain juga melihat munculnya cabang ISIS di sekitar Danau Chad di Afrika barat sebagai hal yang signifikan, dengan kelompok tersebut berhasil menarik pejuang dari jajaran kelompok teror Nigeria Boko Haram.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan