Jasad anggota parlemen lokal Amina Mohamed Abdi yang tewas dalam pengeboman di Somalia. Foto: AFP
Jasad anggota parlemen lokal Amina Mohamed Abdi yang tewas dalam pengeboman di Somalia. Foto: AFP

Serangan Kembar Jelang Pemilu di Somalia Tewaskan 48 Orang

Fajar Nugraha • 25 Maret 2022 15:55
Hirshabelle: Serangan kembar di Somalia telah menewaskan 48 orang. Serangan di negara bagian Hirshabelle pada Rabu malam, diklaim oleh militan Al-Shabaab yang menargetkan politisi menjelang pemilihan.
 
Serangan pertama di distrik Beledweyne, Hirshabelle dilakukan pada Rabu malam oleh seorang pengebom bunuh diri, dan menewaskan dua anggota parlemen lokal termasuk Amina Mohamed Abdi dan beberapa pengawalnya saat dia berkampanye untuk pemilihan kembali.
 
Beberapa menit kemudian, sebuah bom mobil meledak di luar rumah sakit utama Beledweyne di mana orang-orang yang terluka sedang dirawat, menewaskan puluhan orang. Ledakan menyebabkan bangunan runtuh dan meninggalkan kendaraan dalam reruntuhan yang hangus dan terpelintir.

"Sejauh yang bisa kami konfirmasi, 48 orang tewas dan 108 lainnya terluka dalam ledakan kembar itu," kata Ali Gudlawe Hussein, pemimpin negara bagian Hirshabelle, menambahkan bahwa pekerja darurat telah menemukan mayat terkubur di bawah puing-puing, seperti dikutip AFP, Jumat 25 Maret 2022.
 
"Kami mengimbau (warga) untuk sangat waspada, kami memerintahkan semua aparat keamanan untuk meningkatkan keamanan," katanya.
 
Sebelumnya Kamis, kepala polisi distrik Beledweyne mengatakan kepada AFP bahwa serangan itu telah menewaskan lebih dari 30 orang.
 
“Teroris melakukan serangan pertama dengan menggunakan bom bunuh diri dan menyiapkan mobil berisi bahan peledak di depan sebuah rumah sakit sehingga menimbulkan korban lebih banyak lagi,” kata Kolonel Isak Ali Abdulle.
 
"Ini adalah serangan simultan yang menghancurkan yang merusak properti serta menyebabkan korban sipil massal,” tegasnya.
 

 
Pengeboman terjadi pada hari yang sama ketika tiga orang tewas dalam serangan terpisah di dekat bandara Mogadishu yang juga diklaim oleh Al-Shabaab.
 
Militan terkait Al-Qaeda sering menargetkan sasaran sipil, militer dan pemerintah di ibukota Somalia dan di luar.

Menargetkan politisi

Saksi mata menggambarkan pembantaian di luar rumah sakit di Beledweyne.
 
"Ledakan kedua sangat besar, terjadi di depan rumah sakit dan saudara laki-laki saya dan salah satu tetangga kami termasuk di antara yang tewas," ucap Mahad Yare, seorang warga Beledweyne.
 
Al-Shabaab mengatakan, mereka melakukan serangan untuk menargetkan politisi yang ikut serta dalam pemilihan umum.
 
Duta Besar Inggris untuk Somalia, Katie Foster, menyampaikan belasungkawanya di Twitter, dengan mengatakan: "Kami sangat mengutuk penggunaan kekerasan untuk mengintimidasi dan mengganggu pemilihan."
 
Duta Besar Uni Eropa untuk negara itu, Tiina Intelmann, juga menyampaikan belasungkawa, menulis di Twitter: "Kekerasan bukanlah jalan ke depan untuk Somalia. EU mengutuk terorisme dan pembunuhan bermotif politik."
 
Sebelumnya pada Rabu, pasukan keamanan menembak mati dua pria bersenjata yang berusaha menyerbu daerah yang dijaga ketat di ibu kota Somalia, Mogadishu, dekat bandara utama kota itu.
 

 
Kompleks bandara menampung Perserikatan Bangsa-Bangsa, badan-badan bantuan, misi dan kontraktor asing, dan markas besar misi militer Uni Afrika, AMISOM.
 
Tiga orang tewas dalam serangan itu -- seorang polisi, seorang tentara AMISOM dan seorang warga sipil.

Penundaan pemilu

Al-Shabaab telah berusaha untuk menggulingkan pemerintah negara yang rapuh selama lebih dari satu dekade.
 
Negara Tanduk Afrika itu telah menyaksikan serentetan serangan dalam beberapa pekan terakhir karena tertatih-tatih melalui proses pemilihan yang telah lama tertunda.
 
Pendukung asing utama Somalia, Amerika Serikat, telah memberlakukan sanksi perjalanan kepada tokoh-tokoh politik kunci karena merusak proses pemilihan.
 
Pemilihan majelis rendah sekarang akan selesai pada 31 Maret, membuka jalan bagi anggota parlemen untuk memilih presiden.
 
Pendukung internasional Somalia telah memperingatkan penundaan pemilu mengalihkan perhatian dari perang melawan Al-Shabaab.
 
Para militan menguasai Mogadishu hingga 2011 ketika mereka diusir oleh pasukan AMISOM, tetapi masih menguasai wilayah di pedesaan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan