Tentara Niger menghadapi serangan dari pihak militan. Foto: AFP
Tentara Niger menghadapi serangan dari pihak militan. Foto: AFP

18 Warga Sipil Tewas dalam Serangan Militan di Niger

Fajar Nugraha • 23 Februari 2022 14:11
Niamey: Setidaknya 18 warga sipil tewas dalam dua dugaan serangan militan di barat Niger. Serangan terjadi di dekat perbatasan negara Sahel dengan Mali.
 
“Serangan itu terjadi pada Minggu ketika ‘bandit bersenjata’ tak dikenal dengan sepeda motor menyerang sebuah truk yang melintas antar desa di wilayah Tillaberi, yang terletak di zona titik nyala di mana perbatasan Niger, Burkina Faso dan Mali bertemu,” kata pihak berwenang Niger, seperti dikutip AFP, Rabu 23 Februari 2022.
 
Kementerian Dalam Negeri Niger dalam sebuah pernyataan mengatakan, "jumlah sementara serangan itu adalah 18 orang tewas, delapan terluka dengan lima dari mereka yang terluka dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius”.

Truk itu kemudian dibakar, kata kementerian itu, seraya menambahkan bahwa pencarian sedang dilakukan untuk menemukan para penyerang.
 
Seorang penduduk setempat mengonfirmasi jumlah korban tewas dengan mengatakan bahwa 14 orang tewas dalam serangan terhadap truk tersebut.
 
"Tiga orang yang mengejutkan para penyerang di tempat persembunyian di semak-semak, kemudian satu orang lagi dalam serangan di Desa Tizigorou,” kata individu tersebut kepada AFP, yang mengaku telah kehilangan "keponakan" dalam serangan itu.
 
Seorang anggota parlemen setempat, yang menyebutkan jumlah korban jauh lebih rendah pada hari sebelumnya, mengatakan bahwa kendaraan yang menjadi sasaran para penyerang telah kembali dari ibu kota Niger, Niamey, pada Minggu sore membawa penumpang dari empat desa setempat serta barang-barang mereka.
 
“Saksi mata melaporkan bahwa para penyerang membunuh hampir semua orang di dalamnya, sebelum mengambil persediaan mereka dan membakar truk," ujar anggota parlemen itu.

Ancaman militan

Kelompok-kelompok bersenjata melakukan banyak serangan terhadap warga sipil di wilayah tersebut pada tahun 2021, termasuk pembantaian 2 November terhadap setidaknya 69 anggota milisi pertahanan diri.
 

 
Pada Oktober 2021, penyerang yang mengendarai sepeda motor membunuh sepuluh orang di sebuah masjid dekat Tizigorou saat salat malam.
 
Rabu lalu sebuah alat peledak rakitan menewaskan lima tentara Nigerien di barat daya negara Sahel, menurut kementerian pertahanan. Ledakan itu terjadi di distrik Gotheye di Tillaberi.
 
Niger Barat selama bertahun-tahun menghadapi serangan jihad, meskipun ada upaya pasukan internasional yang dikerahkan ke wilayah Sahel yang lebih luas untuk memerangi pemberontak.
 
Niger, negara termiskin di dunia menurut Indeks Pembangunan Manusia PBB, harus menghadapi dua pemberontakan jihadis.
 
Mereka telah menghadapi kelompok-kelompok seperti Islamic State in the Greater Sahara (ISGS) di barat, serta Boko Haram dan Islamic State West Africa Province (ISWAP) di tenggara, dekat perbatasan dengan Nigeria.
 
Tetangga Niger, Mali, telah berjuang untuk menahan pemberontakan jihad brutal yang pertama kali muncul pada 2012, sebelum menyebar ke Burkina Faso dan Niger.
 
Ribuan tentara dan warga sipil tewas dan dua juta orang mengungsi akibat konflik di seluruh Sahel, di mana Mali tetap menjadi pusatnya.
 
Prancis mengumumkan penarikan militer pekan lalu karena perselisihan dengan junta militer Mali, yang merebut kekuasaan pada 2020 dan sejak itu menentang seruan internasional untuk segera memulihkan pemerintahan sipil.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan