Stabilitas di Yordania dan status raja telah lama menjadi perhatian di seluruh kawasan, terutama selama pemerintahan Trump, yang memberikan dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Israel dan berusaha mengisolasi warga Palestina, termasuk dengan memangkas dana untuk pengungsi Palestina.
Kondisi itu menempatkan Yordania, yang berfungsi sebagai penjaga situs suci Islam di Yerusalem -,dan merupakan rumah bagi populasi Palestina yang besar,- dalam posisi yang sulit.
Yordania berdamai dengan Israel pada 1994. Keduanya tersebut memelihara hubungan keamanan yang erat, tetapi hubungan sebaliknya menjadi tegang dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar karena perbedaan yang terkait dengan konflik Israel dengan Palestina.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menyebut Yordania sebagai "sekutu strategis" dan menganggap kekacauan itu sebagai "masalah internal Yordania."
Yordania, negara berpenduduk sekitar 10 juta orang, telah diguncang oleh serangkaian krisis dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari kebangkitan kelompok ISIS di negara-negara tetangga hingga masuknya pengungsi Suriah dan krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi virus korona.
Bessma Momani, seorang profesor hubungan internasional di Ontario's Waterloo University mengatakan, tahanan rumah Hamzah "merugikan diri sendiri" karena kemungkinan akan memperkuat popularitas pangeran.
Meskipun demikian, dia mengatakan itu mengirim pesan yang kuat ke publik Yordania. "Jika seorang pangeran dapat dihalangi, tidak ada orang Yordania yang kebal dari tangan berat negara," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News