Serangan ini merupakan langkah terbaru dalam kampanye panjang melawan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).
Dalam diskusi dengan Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, Erdan mengatakan bahwa badan tersebut mengizinkan penghasutan di fasilitasnya, termasuk dalam kurikulum sekolahnya.
Erdan menuntut agar badan PBB “menghentikan hasutan dan antisemitisme di sekolah-sekolah UNRWA dan secara terbuka berjanji untuk menghilangkan infrastruktur teroris di gedung-gedungnya”.
Erdan mengklaim bahwa UNRWA tidak berusaha untuk mengintegrasikan pengungsi Palestina dalam yurisdiksi Otoritas Palestina (PA), atau di negara-negara Arab yang menampung mereka. Sehingga memperpanjang konflik dan karena itu tidak memiliki ‘legitimasi’.
Selama lebih dari 70 tahun, UNRWA telah memainkan peran integral dalam kehidupan pengungsi Palestina. Terutama pengungsi yang berada di dalam wilayah Palestina yang diduduki dan negara-negara tetangga. UNRWA menyediakan layanan penting seperti pendidikan, perawatan kesehatan, dan pekerjaan.
Menanggapi Erdan, Lazzarini mengatakan bahwa UNRWA sedang mengembangkan program yang akan mengkaji isi kurikulum yang diajarkan di sekolah-sekolah Palestina dan akan menyerahkan temuan dan rekomendasinya kepada kepala badan tersebut.
700 sekolah UNRWA
Seorang Juru Bicara UNRWA, Sami Mshasha, mengatakan bahwa komentar Lazzarini telah diambil di luar konteks oleh media Israel. Mereka mengatakan bahwa masalah apa pun yang dihadapi badan tersebut ditinjau dalam protokol kerja UNRWA.Mshasha menambahkan, peninjauan kurikulum secara berkala dilakukan dengan berkoordinasi dengan pejabat tinggi di Kementerian Pendidikan Palestina. Ini bukan pertama kalinya Israel menargetkan UNRWA terkait dengan isi kurikulum, kata Mshasha.