Benjamin Netanyahu bersumpah untuk gagalkan pemerintahan baru Israel terbentuk. Foto: AFP
Benjamin Netanyahu bersumpah untuk gagalkan pemerintahan baru Israel terbentuk. Foto: AFP

Netanyahu Lengser, Israel Terancam di Ambang Perpecahan

Fajar Nugraha • 07 Juni 2021 13:02
Tel Aviv: Benjamin Netanyahu bersumpah untuk ‘menggulingkan’ koalisi yang siap menggantikan pemerintahannya. Saat ini, Netanyahu berada di ambang penggulingan dari perannya sebagai perdana menteri terlama Israel.
 
Ancaman itu datang sehari setelah kepala dinas keamanan dalam negeri memperingatkan bahwa wacana politik yang memanas dapat memicu kekerasan fisik.
 
Baca: Netanyahu Klaim Adanya Kecurangan Terbesar dalam Pemilu Israel.

“Baru-baru ini kami telah mengidentifikasi peningkatan besar dan intensifikasi dalam wacana kekerasan dan hasutan, terutama di media sosial,” ujar Kepala Shin Bet, Nadav Argaman mengatakan pada Sabtu.
 
“Wacana ini mencakup pernyataan serius, menggunakan bahasa yang kuat, penuh kebencian, dan bahkan menyerukan serangan fisik,” tegasnya.
 
“Sebagai seseorang yang memimpin sebuah organisasi yang dimaksudkan untuk melindungi keamanan negara, rezim dan institusi demokrasi, saya (peringatkan) bahwa wacana ini dapat ditafsirkan oleh kelompok tertentu atau penyerang tunggal sebagai izin untuk kekerasan dan aktivitas ilegal yang dapat menyebabkan kerusakan fisik,” tegas Argaman tidak menyebutkan nama individu dalam peringatannya, seperti dikutip AFP, Senin 7 Juni 2021.
 
Politik Israel yang kacau telah menyebabkan krisis politik selama bertahun-tahun, dengan empat pemilihan umum yang tidak meyakinkan diadakan dalam dua setengah tahun terakhir. Sekarang, koalisi tambal sulam yang terbentuk dari kiri, tengah, kanan, religius, nasionalis, dan, untuk pertama kalinya, partai Islamis Arab (Raam), bersatu untuk menggulingkan Netanyhau.
 
Ketika pemimpin mencoba untuk mempertahankan kekuasaan, Netanyahu menyerang apa yang dia katakan akan menjadi "pemerintah sayap kiri yang berbahaya".
 
“Kami akan sangat menentang pembentukan pemerintahan yang berbahaya ini dari penipuan dan penyerahan, dan jika, Tuhan melarang, kami akan menggulingkannya. Sangat cepat,” kata Netahanyu.
 
“Kewajiban untuk menenangkan ketegangan dan menahan wacana berada di pundak para politisi dan pemimpin agama,” tegasnya.
 
Pendukung dan anggota "pemerintah perubahan" telah menghadapi protes dan ancaman intens dalam seminggu sejak koalisi diumumkan.
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan