“Ada satu WNI yang mengalami luka-luka (inisial NNE). Staf KBRI sudah berkomunikasi melalui video call dengan yang bersangkutan,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah, kepada Medcom.id, Rabu 5 Agustus 2020.
“Kondisinya stabil, bisa bicara dan berjalan. Yang bersangkutan sudah diobati oleh dokter di rumah sakit dan sudah kembali ke apartmennya di Beirut,” imbuh Faizasyah.
Baca: Lebanon Buru Pihak di Balik Ledakan di Beirut.
Sebanyak dua ledakan menghantam pelabuhan di Beirut. Dilaporkan ledakan itu menghancurkan gudang yang berada di wilayah tersebut.
Kepala Keamanan Umum Lebanon Abbas Ibrahim mengatakan ledakan itu berasal dari 2.700 ton amonium nitrat. Barang tersebut disimpan di pelabuhan Beirut sebelum dikirim ke Afrika.
Dilansir dari Aljazeera, Ibrahim menyatakan hasil investigasi tersebut telah dilaporkan kepada Dewan Pertahanan Tinggi Lebanon yang berisi presiden dan semua lembaga keamanan utama Lebanon. Otoritas Lebanon berjanji akan memberi hukuman paling berat ke pihak yang bertanggung jawab.
Hingga saat ini jumlah korban tewas mencapai 78 orang dan hampir 4.000 orang menderita luka-luka. Dikhawatirkan jumlah korban akan terus bertambah mengingat masih banyak orang dilaporkan hilang usai ledakan.
Baca: Banyak Warga Beirut Terperangkap Pascaledakan di Lebanon.
“Masih banyak warga yang dilaporkan hilang hingga saat ini. Mereka bertanya kepada layanan darurat mengenai nasib keluarga tercinta. Tetapi sulit untuk melakukan pencarian saat malam hari ketika tidak ada listrik,” ujar Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hasan.
Hassan menambahkan bahwa mereka telah menghubungi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membawa pesawat bantuan. Menurutnya ledakan ini adalah bencana yang buruk dan butuh waktu untuk menakar kerusakan akibat ledakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News