Riyadh: Arab Saudi akhirnya memberikan selamat kepada Joe Biden pada Minggu 8 November atas kemenangan di Pemilu Presiden AS. Ucapan ini keluar lebih dari 24 jam setelah ia mengalahkan Donald Trump, yang memiliki hubungan pribadi dekat dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Baca: Joe Biden Terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat.
Sementara Biden berjanji dalam kampanyenya untuk menilai ulang hubungan dengan kerajaan. Selain itu dia juga menuntut pertanggungjawaban lebih lanjut atas pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di konsulat Istanbul di Riyadh dan menyerukan diakhirinya dukungan AS untuk perang Yaman.
Ketika negara-negara Arab lainnya berlomba untuk memuji penantang dari Partai Demokrat tersebut, penguasa de facto kerajaan Putra Mahkota Mohammed bin Salman tetap diam pada pemungutan suara AS bahkan ketika dia mengirim kata-kata hangat kepada Presiden Tanzania tentang pemilihan ulangnya.
Pada Minggu, Raja Arab Saudi Salman dan putranya, akhirnya memberi selamat kepada Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris karena memenangkan pemilihan presiden, kantor berita negara SPA melaporkan.
"Raja Salman memuji hubungan yang berbeda, bersejarah dan dekat antara kedua negara sahabat dan rakyat mereka yang semua orang ingin perkuat dan kembangkan di semua tingkatan," SPA menambahkan, seperti dikutip pada 9 November 2020.
Hubungan Pangeran Mohammed bin Salman dengan Trump telah memberikan penyangga terhadap kritik internasional atas catatan hak asasi Riyadh yang dipicu oleh pembunuhan Khashoggi, peran Riyadh dalam perang Yaman dan penahanan aktivis wanita.
Area-area itu sekarang mungkin menjadi titik perselisihan antara Biden dan Arab Saudi, eksportir minyak utama dan pembeli senjata AS.
Sumber politik Saudi mengecilkan risiko perselisihan antara kerajaan dan Amerika Serikat, menunjuk pada hubungan bersejarah Riyadh dengan Washington.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan