Naftali Bennett resmi menjadi PM Israel pada Minggu, 13 Juni 2021. (Gil COHEN-MAGEN / AFP)
Naftali Bennett resmi menjadi PM Israel pada Minggu, 13 Juni 2021. (Gil COHEN-MAGEN / AFP)

Naftali Bennett, Sosok Multidimensi yang Menjadi PM Baru Israel

Willy Haryono • 14 Juni 2021 07:58

Setelah bertugas di unit komando elite Sayeret Matkal, Bennett masuk ke Hebrew University. Pada 1999, ia bersama rekan-rekannya mendirikan Cyota, sebuah perusahaan piranti lunak anti-penipuan yang dijual ke RSA Security asal AS dengan harga USD145 juta pada 2005.
 
Mengenai politik, Bennett mengaku masuk ke dunia tersebut berdasarkan pengalaman pahitnya terkait perang antara Israel dan Hizbullah pada 2006. Perang selama satu bulan itu berakhir tanpa pemenang yang jelas, dan kepemimpinan militer serta politik Israel saat itu dikritik karena dinilai tidak menjalankan taktik yang baik untuk menang.
 
Bennett merepresentasikan generasi ketiga dari kepemimpinan Israel setelah era pendiri negeri dan Netanyahu. Ia muncul di saat Israel berulang kali bersitegang dengan negara-negara Arab.

"Ia adalah Israel 3.0," tutur Anshel Pfeffer, seorang kolumnis untuk surat kabar Haaretz.
 
"Seorang Yahudi nasionalis, tapi tidak benar-benar dogmatik. Sedikit religius, tapi juga bukan seseorang yang sangat taat. Seorang pria militer yang lebih nyaman menjalani kehidupan urban, dan juga seorang wiraswasta teknologi yang tidak terlalu berambisi meraih jutaan dolar. Ia juga pendukung perluasan wilayah Israel, tapi bukan seorang pemukim. Dan kemungkinan ia juga tidak berniat menjadi politikus untuk waktu lama," ungkapnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan