Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian umumkan negaranya siap lakukan pertukaran tahanan dengan AS. (AFP)
Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian umumkan negaranya siap lakukan pertukaran tahanan dengan AS. (AFP)

Iran Siap Tukar Tahanan, AS: Bohong Besar!

Marcheilla Ariesta • 13 Maret 2023 19:41
Teheran: Iran mengatakan sudah mempersiapkan kesepakatan pertukaran tahanan yang macet dengan Amerika Serikat (AS). Namun, Washington menegaskan, tidak ada kesepakatan tersebut.
 
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan, ada tiga warga AS yang ditahan di penjara negara itu.
 
"Kami telah mencapai kesepakatan dalam beberapa hari terakhir mengenai pertukaran tahanan antara Iran dan Amerika Serikat (AS)," kata Hossein, dilansir dari AFP, Senin, 13 Maret 2023.

"Kesepakatan itu telah ditandatangani dan disetujui secara tidak langsung tahun lalu," tambahnya. 
 
Ia mengatakan, pihak Amerika sedang membuat pengaturan teknis terakhirnya menjelang implementasi. "Menurut kami, semuanya sudah siap," kata Hossein.
 
"Jika semuanya berjalan baik di pihak Amerika, saya pikir kita akan menyaksikan pertukaran tahanan dalam jangka pendek," sambungnya.
 
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ned Price mengatakan, klaim Hossein bahwa kesepakatan telah dicapai sebagai kebohongan lain. Menurutnya, kebohongan itu sangat kejam dan menambah penderitaan keluarga para tahanan.
 
"Kami bekerja tanpa henti untuk mengamankan pembebasan tiga orang Amerika yang ditahan secara tidak sah di Iran," tambah Price.
 
Baca juga: AS Desak Penyelidikan PBB atas Kasus Keracunan Siswi di Iran
 
Pada Oktober lalu, media Iran mengatakan, pertukaran tahanan yang disetujui Teheran dan Washington termasuk pencairan dana Iran di luar negeri. Namun, hal ini tidak dikonfirmasi Hossein dalam pengumumannya.
 
Pernyataan menteri luar negeri datang dua hari setelah wawancara CNN dengan Siamak Namazi, seorang pengusaha Iran-Amerika yang ditahan di penjara Evin Teheran sejak 2015.
 
Namazi, 51, dilarang meninggalkan negara itu selama kunjungan dan kemudian dijatuhi hukuman 10 tahun penjara atas tuduhan bekerja sama dengan pemerintah asing. Dia membantah tuduhan itu, yang oleh para pejabat AS disebut tidak berdasar.
 
Ayahnya Mohammad Baquer Namazi, mantan pejabat Unicef, ditangkap pada Februari 2016 ketika dia pergi ke Iran untuk mencoba membebaskan putranya.
 
Mereka berdua dijatuhi hukuman 10 tahun atas tuduhan mata-mata pada Oktober 2016. Baquer, di bawah tahanan rumah sejak 2018, hukumannya diringankan pada 2020, dan akhirnya diberikan izin untuk meninggalkan negara itu untuk perawatan medis pada Oktober.
 
Setidaknya 16 pemegang paspor Barat, kebanyakan dari mereka berkewarganegaraan ganda yang umumnya tidak diakui Iran, ditahan di negara tersebut.
 
Morad Tahbaz, seorang Iran-Amerika yang juga berkewarganegaraan Inggris, ditangkap bersama aktivis lingkungan lainnya pada Januari 2018 dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena "berkonspirasi dengan Amerika".
 
Kapitalis ventura Iran-Amerika Emad Sharqi dijatuhi hukuman 10 tahun penjara atas tuduhan mata-mata, media Iran melaporkan pada tahun 2021, mengatakan dia ditangkap saat mencoba melarikan diri dari negara itu.
 
Karan Vafadari, seorang penganut agama minoritas Zoroastrian Iran-Amerika, ditangkap pada Juni 2016 atas tuduhan mata-mata dan dibebaskan dengan jaminan pada Juli 2018. Dia masih tidak dapat meninggalkan Iran.
 
Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, utusan khusus untuk urusan sandera Roger Carstens akan melakukan perjalanan ke Qatar hari ini untuk Forum Keamanan Global yang berlangsung di Doha.
 
"Carstens akan terlibat dengan perwakilan pemerintah dan pemangku kepentingan dalam hal-hal yang berkaitan dengan penyelesaian penahanan yang salah dan kasus penyanderaan di seluruh dunia," pungkas departemen itu dalam sebuah pernyataan.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan