Mereka yang ditangkap dibawa untuk pemeriksaan kesehatan dan keamanan di pusat pemrosesan. Di sana Seyyed Fahim Mousavi, 26 tahun mengatakan, dia melarikan diri dari rumahnya di Kabul sebulan yang lalu, sebelum Taliban datang, takut mereka akan membunuhnya karena dia bekerja sebagai sopir untuk Amerika dan Turki.
Istrinya yang berusia 22 tahun, Morsal mengatakan, mereka melakukan perjalanan melalui Iran sebagian besar dengan berjalan kaki untuk melarikan diri dari Taliban.
"Mereka menyakiti wanita. Setelah memperkosa mereka, Taliban membunuh perempuan. Mereka memenggal kepala para pria," katanya sambil menggendong kedua anaknya, yang berusia dua dan lima tahun.
"Kami tidak ingin kembali. Biarkan kami tetap di sini,” imbuh Zaynullah.
Setelah diproses, para migran dibawa ke pusat repatriasi, di mana mereka dapat menghabiskan waktu hingga 12 bulan sebelum dikirim kembali ke negara asal mereka. Pemulangan itu telah dihentikan untuk orang Afghanistan sekarang, meninggalkan sekitar 7.500 orang Afghanistan dalam limbo di berbagai pusat repatriasi.
Wakil Kepala Direktorat Migrasi, Ramazan Secilmis mengatakan, organisasinya bekerja untuk mengidentifikasi mereka yang membutuhkan perlindungan dari Taliban untuk memindahkan mereka ke negara ketiga.
"Mereka yang membutuhkan perlindungan perlu dipisahkan dari mereka yang datang ke negara kami karena alasan ekonomi. Kami tidak dapat mendeportasi siapa pun secara otomatis hanya karena mereka memiliki kewarganegaraan Afghanistan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News