Masih dari survei tersebut, sebagian warga Israel lainnya mendukung strategi Netanyahu untuk menghancurkan Hamas di Gaza.
Netanyahu berjanji menghancurkan Hamas setelah serangan kelompok tersebut pada 7 Oktober menewaskan 1.200 orang dan membuat 240 lainnya disandera. Pasukan Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dalam serangan balasan mereka selama hampir tiga bulan.
Mengutip dari Asiaone, Rabu, 3 Januari 2023, Netanyahu mengatakan tekanan militer yang kuat penting untuk memastikan bahwa 129 sandera tersisa di Gaza dapat dipulangkan. Sebelumnya, sekitar 100 orang sandera telah dibebaskan Hamas pada akhir November dalam kesepakatan pertukaran yang juga melibatkan ratusan tahanan Palestina.
Baca juga: Netanyahu Sebut Tekanan Militer Diperlukan Demi Bebaskan Sandera
Pertukaran Sandera
Dalam jajak pendapat Institut Demokrasi Israel (IDI), 56 persen dari mereka yang disurvei mengatakan bahwa melanjutkan serangan militer adalah cara terbaik untuk memulangkan para sandera. Sementara 24 persen lainnya berpendapat kesepakatan pertukaran, termasuk pembebasan ribuan tahanan Palestina, adalah cara terbaik.Lebih dari 22.000 warga Palestina telah tewas dalam perang di Gaza dan sebagian besar penduduknya mengungsi. Israel mengatakan pihaknya telah membunuh sekitar 8.000 pejuang Palestina dan berjanji akan memburu para pemimpin Hamas.
Namun hanya 15 persen warga Israel yang menginginkan Netanyahu tetap menjadi perdana menteri setelah perang usai, menurut jajak pendapat tersebut. Saingan politiknya dan rekan kabinet perangnya saat ini, Benny Gantz yang berhaluan tengah, mendapat dukungan dari 23 persen orang yang diwawancarai. Sekitar 30 persen tidak menyebutkan pemimpin yang disukai.
Jajak pendapat tersebut dilakukan terhadap 746 responden antara tanggal 25 hingga 28 Desember, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, kata IDI. Jajak pendapat IDI sebelumnya di bulan Desember menemukan bahwa 69 persen warga Israel berpendapat bahwa pemilu harus diadakan segera setelah perang berakhir.
Netanyahu mengatakan pada Sabtu lalu bahwa dibutuhkan waktu berbulan-bulan sebelum kemenangan dapat dicapai di Gaza. Survei berturut-turut menunjukkan bahwa popularitasnya merosot tajam sejak serangan mendadak Hamas pada Oktober lalu, yang memicu hari paling mematikan dalam 75 tahun terakhir di Israel.
Baca juga: Makin Serakah, Netanyahu Ingin Zona Perbatasan Gaza-Mesir di Bawah Kendali Israel
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News