Ankara: Turki dikabarkan memiliki tentara bayangan untuk melakukan tugas pertempuran rahasia. SADAT Defense digadang-gadang siap melakukan pertempuran untuk Turki setiap kali dibutuhkan.
Kelompok yang diyakini sebagai kontraktor militer itu, mengklaim bahwa layanan konsultasi dan pelatihan kepada pihak militer. Mereka juga bergerak dalam sektor keamanan swasta.
Para penentang Presiden Recep Tayyip Erdogan percaya bahwa SADAT juga bertindak sebagai tentara pribadinya, yang siap untuk berperang sesuai keinginannya. Sementara pihak lain turut membandingkan SADAT dengan Grup Wagner dari Rusia, yang melakukan operasi luar negeri untuk Kremlin dan Vladimir Putin.
Oposisi Erdogan mengatakan bahwa organisasi tersebut secara aktif melatih elemen militan di Suriah dan lokasi lain di Timur Tengah. SADAT diyakini dipimpin oleh orang kepercayaan dekat Erdogan, Adnan Tanriverdi. Dia dijuluki oleh beberapa orang, paling kuat dalam hal penyewaan senjata.
Tanriverdi adalah pensiunan brigadir jenderal di Angkatan Bersenjata Turki yang kemudian diangkat ke kabinet Erdogan sebagai kepala penasihat militer setelah percobaan kudeta 2016.
Lokasi di mana organisasinya dilaporkan aktif, termasuk di Somalia dan Qatar, tempat Turki telah mendirikan pusat pelatihan militer. Kehadiran SADAT juga telah dilaporkan di pelabuhan Suakin di Sudan, pos terdepan yang berpotensi strategis untuk Turki,
Misi yang dinyatakan perusahaan adalah "membangun hubungan antara negara-negara Islam dalam arti industri pertahanan dan militer." Perusahaan menambahkan pihaknya “ingin membantu dunia Islam untuk meraih derajat yang layak di antara kekuatan super dunia dan sebagai kekuatan militer yang mandiri”.
Namun, Tanriverdi selalu membantah rumor kelam seputar organisasi militernya. "Kami belum mengirim tentara bayaran atau personel lain ke Suriah atau Libya," katanya kepada Telegraph, yang dikutip The Sun, Rabu 16 September 2020.
"Saya ingin menyoroti lagi bahwa perusahaan kami bukanlah organisasi tentara bayaran. Kami tidak memiliki hubungan dengan organisasi atau kelompok teroris,” tegas Tanriverdi.
Terlepas dari penolakannya, para Jenderal Amerika yang memantau kawasan itu untuk Pentagon jelas tidak yakin. Dalam laporan baru kepada pemerintah AS, mereka mengatakan Turki mengirim setidaknya 5.000 tentara bayaran Suriah ke Libya.
Mereka dikirim untuk membantu milisi sekutu Tripoli melawan pasukan komandan militer yang berbasis di timur Khalifa Haftar.
Komando AS di Afrika menggambarkan tentara bayaran Suriah yang bertempur dengan pemerintah yang berbasis di Tripoli sebagai "tidak berpengalaman, tidak berpendidikan, dan termotivasi oleh janji gaji yang cukup besar".
“SADAT telah mengawasi pengawasan dan pembayaran orang-orang yang disebut tentara bayaran,” ucap pihak AS.
Laporan Komando AS itu mengatakan para ekstremis dengan hubungan militan sebelumnya telah terlibat dalam pertempuran di Tripoli, meskipun "ada kemungkinan mereka berperang karena alasan keuangan dan pribadi daripada alasan ideologis."
Militer AS juga semakin khawatir tentang pengaruh Rusia yang tumbuh di Libya, di mana setidaknya 3.000 tentara bayaran Rusia mendukung tentara Haftar.
Grup Wagner sejak penyebaran awal ke Libya pada 2019, menyediakan drone bersenjata penembak jitu terlatih. Operasi dari Wagner mengakibatkan ‘korban signifikan’ bagi milisi sekutu Tripoli.
Kelompok yang diyakini sebagai kontraktor militer itu, mengklaim bahwa layanan konsultasi dan pelatihan kepada pihak militer. Mereka juga bergerak dalam sektor keamanan swasta.
Para penentang Presiden Recep Tayyip Erdogan percaya bahwa SADAT juga bertindak sebagai tentara pribadinya, yang siap untuk berperang sesuai keinginannya. Sementara pihak lain turut membandingkan SADAT dengan Grup Wagner dari Rusia, yang melakukan operasi luar negeri untuk Kremlin dan Vladimir Putin.
Oposisi Erdogan mengatakan bahwa organisasi tersebut secara aktif melatih elemen militan di Suriah dan lokasi lain di Timur Tengah. SADAT diyakini dipimpin oleh orang kepercayaan dekat Erdogan, Adnan Tanriverdi. Dia dijuluki oleh beberapa orang, paling kuat dalam hal penyewaan senjata.
Tanriverdi adalah pensiunan brigadir jenderal di Angkatan Bersenjata Turki yang kemudian diangkat ke kabinet Erdogan sebagai kepala penasihat militer setelah percobaan kudeta 2016.
Lokasi di mana organisasinya dilaporkan aktif, termasuk di Somalia dan Qatar, tempat Turki telah mendirikan pusat pelatihan militer. Kehadiran SADAT juga telah dilaporkan di pelabuhan Suakin di Sudan, pos terdepan yang berpotensi strategis untuk Turki,
Misi yang dinyatakan perusahaan adalah "membangun hubungan antara negara-negara Islam dalam arti industri pertahanan dan militer." Perusahaan menambahkan pihaknya “ingin membantu dunia Islam untuk meraih derajat yang layak di antara kekuatan super dunia dan sebagai kekuatan militer yang mandiri”.
Namun, Tanriverdi selalu membantah rumor kelam seputar organisasi militernya. "Kami belum mengirim tentara bayaran atau personel lain ke Suriah atau Libya," katanya kepada Telegraph, yang dikutip The Sun, Rabu 16 September 2020.
"Saya ingin menyoroti lagi bahwa perusahaan kami bukanlah organisasi tentara bayaran. Kami tidak memiliki hubungan dengan organisasi atau kelompok teroris,” tegas Tanriverdi.
Terlepas dari penolakannya, para Jenderal Amerika yang memantau kawasan itu untuk Pentagon jelas tidak yakin. Dalam laporan baru kepada pemerintah AS, mereka mengatakan Turki mengirim setidaknya 5.000 tentara bayaran Suriah ke Libya.
Mereka dikirim untuk membantu milisi sekutu Tripoli melawan pasukan komandan militer yang berbasis di timur Khalifa Haftar.
Komando AS di Afrika menggambarkan tentara bayaran Suriah yang bertempur dengan pemerintah yang berbasis di Tripoli sebagai "tidak berpengalaman, tidak berpendidikan, dan termotivasi oleh janji gaji yang cukup besar".
“SADAT telah mengawasi pengawasan dan pembayaran orang-orang yang disebut tentara bayaran,” ucap pihak AS.
Laporan Komando AS itu mengatakan para ekstremis dengan hubungan militan sebelumnya telah terlibat dalam pertempuran di Tripoli, meskipun "ada kemungkinan mereka berperang karena alasan keuangan dan pribadi daripada alasan ideologis."
Militer AS juga semakin khawatir tentang pengaruh Rusia yang tumbuh di Libya, di mana setidaknya 3.000 tentara bayaran Rusia mendukung tentara Haftar.
Grup Wagner sejak penyebaran awal ke Libya pada 2019, menyediakan drone bersenjata penembak jitu terlatih. Operasi dari Wagner mengakibatkan ‘korban signifikan’ bagi milisi sekutu Tripoli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id