Dua orang tewas, termasuk satu kontraktor asing yang bermarkas di bandara, yang meninggal seketika, dan seorang warga sipil, yang meninggal karena luka-lukanya pada Senin.
Baca: Roket Hantam Bandara di Irak, Seorang Pekerja AS Dilaporkan Tewas.
Pada Sabtu, gelombang roket lain menghantam pangkalan udara Al-Balad di utara Baghdad. Serangan menghantam tempat Irak menyimpan sebagian besar F-16 yang telah dibeli dari AS dalam beberapa tahun terakhir.
Sumber keamanan mengatakan setidaknya satu kontraktor lokal untuk Sallyport, perusahaan AS yang memelihara pesawat, terluka. Serangan tersebut biasanya diklaim oleh kelompok bayangan yang menurut pejabat Irak dan AS sebagai ‘tabir asap’ bagi faksi garis keras pro-Iran di Irak.
Washington mengatakan pada Senin bahwa mereka akan meminta pertanggungjawaban Iran setelah serangan terbaru, tetapi bersikeras itu tidak akan ditarik ke dalam eskalasi.
Juru Bicara Kepartemen Luar Negeri Ned Price mengatakan AS "marah" oleh serangan baru-baru ini di Irak, menambahkan akan "meminta pertanggungjawaban Iran atas tindakan proksi yang menyerang Amerika".
"Apa yang tidak akan kami lakukan adalah menyerang dan mengambil risiko eskalasi yang terjadi di tangan Iran dan berkontribusi pada upaya mereka untuk lebih mengguncang Irak," kata Price kepada wartawan.
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi telah berjanji untuk menghentikan serangan roket, tetapi berjuang untuk meminta pertanggungjawaban kelompok-kelompok itu, membuat marah AS.
Pada Oktober, AS mengancam akan menutup kedutaan besarnya di Baghdad jika serangan tidak berhenti, sehingga kelompok garis keras setuju untuk gencatan senjata tanpa batas. Ada beberapa pelanggaran intermiten sejak itu, tetapi minggu terakhir ini terjadi serangan terbanyak dalam beberapa bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News