Bentrokan di Irak yang dipicu kisruh politik. Foto: AFP
Bentrokan di Irak yang dipicu kisruh politik. Foto: AFP

Krisis Politik Irak Berlanjut Usai Kerusuhan Berdarah

Fajar Nugraha • 01 September 2022 11:07

 
"Jika mereka ingin terus menimbulkan kekacauan, konflik, perselisihan dan persaingan saya akan mengambil langkah moral dan patriotik dan mengosongkan jabatan saya pada waktu yang tepat," katanya dalam sebuah pidato.


Lebih banyak protes

Analis politik Irak Sajad Jiyad mengatakan kembalinya kekerasan mungkin terjadi jika tidak ada solusi jangka panjang.
 
"Pecundang terbesar adalah negara, yang berdiam diri sementara dua partai bersenjata yang kuat terus berjuang untuk menguasai," tegasnya.

"Kecuali solusi yang tepat tercapai, lebih banyak protes dan kekerasan mungkin terjadi,” tuturnya.
 
Sadr -,pemain lama di kancah politik negara yang dilanda perang, meskipun dia sendiri tidak pernah secara langsung berada di pemerintahan,- mengumumkan dia berhenti dari politik dua hari setelah dia mengatakan "semua pihak" termasuk miliknya sendiri harus menyerahkan posisi pemerintah dalam rangka membantu menyelesaikan krisis politik.
 
Blok Sadr muncul dari pemilihan Oktober lalu sebagai yang terbesar di legislatif, dengan 73 kursi, tetapi kurang dari mayoritas.
 
Sejak itu negara itu telah terperosok dalam kebuntuan politik karena ketidaksepakatan antara faksi-faksi Syiah tentang pembentukan koalisi.
 
Pada Juni, anggota parlemen Sadr mundur dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan, yang menyebabkan Kerangka Koordinasi menjadi yang terbesar.
 
Pendukung Sadr selama berminggu-minggu telah melakukan aksi duduk di luar parlemen Irak, setelah menyerbu interior legislatif pada 30 Juli, menuntut pemilihan baru diadakan.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan