Kepala Pasukan Elit Garda Revolusi Islam Quds Qassem Soleimani. Foto: AFP
Kepala Pasukan Elit Garda Revolusi Islam Quds Qassem Soleimani. Foto: AFP

Iran Dituduh Berencana Bunuh Duta Besar AS

Fajar Nugraha • 14 September 2020 16:03
Teheran: Media Politico melaporkan bahwa Iran merencanakan untuk membunuh Duta Besar AS untuk Afrika Selatan (Afsel). Rencana ini diduga untuk membalas kematian Komandan Garda Revolusi Qassem Soleimani, yang tewas di Irak dalam sebuah serangan udara AS.
 
Presiden Donald Trump menunjuk seorang desainer tas tangan mewah, Lana Marks sebagai Dubes AS di Afrika Selatan. Desainer yang bermukim di Florida itu kemungkinan besar dipilih karena kedekatannya dengan Trump.
 
“Iran sedang merencanakan untuk membunuh Duta Besar AS untuk Afrika Selatan karena berusaha untuk membalas pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani,” laporan situs berita Politico, Minggu melalui keterangan pejabat AS, yang dikutip Sputnik, Senin 14 September 2020.

Artikel tersebut didasarkan atas laporan intelijen AS yang dilihat oleh seorang pejabat pemerintah AS dan pejabat lain yang mengetahui dokumen rahasia negara. Trump sendiri diketahui yang memerintahkan pembunuhan terhadap Soleimani.
 
“Iran telah membalas pembunuhan Soleimani pada Januari, dengan menembakkan rudal ke pangkalan AS di Irak, yang tidak ditanggapi oleh AS. Namun, pembunuhan seorang duta besar AS kemungkinan akan mendorong wilayah yang sudah tegang untuk berperang,” menurut Politico.
 
Para pejabat AS mengatakan bahwa Teheran kemungkinan akan berusaha untuk membalas lebih lanjut kematiannya.
 

 
Marks, seorang perancang busana dan tas mewah yang berbasis di Palm Beach, Florida, adalah teman lama Presiden AS. Selama ini dia diketahui merupakan anggota Mar-a-Lago, sebuah klub eksklusif milik Trump di Florida sebelum dia ditunjuk sebagai duta besar pada 2018.
 
Perempuan berusia 66 tahun itu lahir dan besar di Afrika Selatan dan merupakan CEO dari firma desain Lana Marks Collections, yang melayani para selebriti. Terlahir sebagai Lana Banks, dia dibesarkan di Kota Port Elizabeth, di mana di sini keluarganya adalah anggota terkemuka dari komunitas Yahudi di kota itu.

Pembunuhan Soleimani

Trump memerintahkan serangan pesawat tak berawak di Irak pada 3 Januari yang menewaskan Soleimani. Selama ini Soleimani dikenal sebagai Kepala Pasukan Quds ekstrateritorial dari Korps Pengawal Revolusi Iran dan salah satu pejabat paling kuat Iran.
 
Pada saat itu, Trump mengatakan Soleimani sedang merencanakan serangan terhadap pasukan AS di wilayah tersebut. Tetapi pejabat Gedung Putih sejak itu memberikan pembenaran yang berbeda untuk pembunuhan tersebut, termasuk pencegahan.
 
Menanggapi serangan pesawat tak berawak itu, Iran menembakkan peluru kendali balistik ke pangkalan Irak yang menampung pasukan AS. Tidak ada korban yang dilaporkan pada saat itu, tetapi sejak itu terungkap bahwa puluhan tentara mengalami cedera otak akibat ledakan.
 
Namun, laporan itu mengatakan bahwa Iran masih berusaha membalas dendam lebih lanjut dan sedang mempertimbangkan beberapa target, termasuk pembunuhan Marks.
 

 
Politico mengatakan,Marks telah diberitahu tentang ancaman terhadapnya, yang dilaporkan melibatkan kedutaan besar Iran di Afrika Selatan.
 
“Para pejabat AS telah mengetahui ancaman umum terhadap Marks sejak musim semi, tetapi ancaman itu menjadi lebih spesifik dalam beberapa pekan terakhir,” sebut laporan Politico.
 
“Iran menjalankan operasi rahasia di Afrika Selatan dan Marks mungkin lebih rentan daripada utusan di negara lain, di mana AS memiliki koordinasi keamanan yang lebih baik dengan otoritas lokal,” imbuh laporan tersebut.
 
Serangan terhadap Soleimani memperburuk ketegangan yang sudah tinggi antara AS dan Iran yang terus meningkat sejak Trump menarik Washington dari perjanjian nuklir 2015. Perjanjian tersebut, yang dinegosiasikan di bawah pemerintahan AS di bawah Barack Obama, telah memberlakukan pembatasan pada program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.
 
AS sejak itu memberlakukan sanksi yang melumpuhkan terhadap Iran, termasuk industri minyak dan gasnya yang vital. Sanksi mendorong negara itu ke dalam krisis ekonomi yang telah memicu beberapa gelombang protes sporadis.
 
Tindakan terbuka oleh Iran terhadap AS akan menjadi penyimpangan yang signifikan dari metode biasa Iran yang di masa lalu lebih suka menggunakan proxy regional untuk menjalankan rencananya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan