Pengungsi Afghanistan yang menumpang pesawat militer untuk keluar dari negara yang dikuasai Taliban. Foto: AFP
Pengungsi Afghanistan yang menumpang pesawat militer untuk keluar dari negara yang dikuasai Taliban. Foto: AFP

Buru-Buru Evakuasi dari Taliban

Marcheilla Ariesta • 30 Agustus 2021 10:10
Kabul: Panik terasa jelang akhir masa kehadiran Amerika Serikat di Afghanistan. Evakuasi dilakukan buru-buru mengingat tenggat waktu yang sebentar lagi.
 
Bandar Udara Hamid Karzai di Kabul, untuk sementara dikuasai pasukan asing yang melakukan evakuasi warga mereka. Tak hanya warganya, tapi juga warga Afghanistan yang bekerja sama dengan mereka agar terhindar dari 'balas dendam' Taliban.
 
Amerika menjadi pemimpin dari evakuasi massal ini. Tenggat waktu itu juga milik Amerika yang kemudian diikuti sekutunya di NATO. Kepanikan terasa sejak awal Taliban menguasai Kabul.

Ribuan orang datang berkumpul di bandara, berharap bisa ikut diangkut keluar negara konflik tersebut. Sepekan berlalu tanpa masalah berarti, namun memasuki sepekan terakhir jelang evakuasi, masalah mulai berdatangan.
 
Bom di luar bandara Kabul yang menewaskan lebih dari 170 orang, termasuk 13 personel militer Amerika Serikat mulai menambah kelam proses evakuasi. Akibatnya, banyak negara yang mempercepat evakuasi dengan alasan 'yang penting warga kami selamat' dan kabur dari negara itu.
 
Pelakunya bukan Taliban, melainkan kelompok teror lain yang berafiliasi ke Islamic State Khorasan (ISIS). Mereka menyebutnya ISIS-K.
 
Keberadaan ISIS-K ini meresahkan, menambah pelik saja proses yang sudah sulit. Gara-gara serangan ini juga, fokus yang tadinya untuk evakuasi saja jadi terbelah.
 

 
Pada Jumat lalu, AS meluncurkan serangan pertama mereka ke ISIS-K. Dengan pesawat tanpa awak, Negeri Paman Sam menembak mati dua anggota ISIS-K yang disebut sebagai perencana dan fasilitator serangan ke bandara Kabul.
 
Presiden AS, Joe Biden menegaskan, itu bukan serangan terakhir mereka.
 
"Serangan tersebut bukan yang terakhir dari kami. Kami akan terus memburu mereka yang bertanggung jawab atas serangan mengerikan di Kabul. Mereka akan menanggung akibatnya," ujar Joe Biden, Sabtu, 28 Agustus 2021.
 
Joe Biden tidak hanya menegaskan bahwa bakal ada serangan lanjutan ke ISIS-K, namun juga memperingatkan bahwa ISIS-K berpotensi menyerang bandara Kabul lagi. Menurut laporan intelijen terbaru yang ia terima, ISIS-K akan menyerang dalam waktu 24-36 jam ke depan. Dengan kata lain, Minggu atau Senin pekan depan.

Negara-negara Akhiri Evakuasi

Sekali lagi, gara-gara serangan bom ISIS-K ini, banyak negara buru-buru menyudahi evakuasi. Akibatnya, banyak yang ketinggalan, tidak sempat ikut dievakuasi.
 
Sebut saja Inggris, Prancis, dan kemudian Spanyol. Pada Jumat lalu, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan negaranya akan melakukan evakuasi terakhir untuk membantu orang-orang melarikan diri dari Taliban. Ia menyesalkan tidak semua orang dapat dievakuasi.
 
"Fakta yang menyedihkan adalah tidak semua orang akan keluar," kata Wallace.
 
Ia menegaskan, tidak ada orang lagi yang akan dipanggil untuk ke bandara Kabul. Wallace menambahkan, Inggris telah menutup Baron Hotel, tempat berkumpulnya mereka yang ingin terbang ke Inggris.
 

 
Disusul Spanyol yang menjadi negara berikutnya yang mengakhiri operasi evakuasi warga di Afghanistan pasca-serangan ISIS-K. Jumat lalu, dua pesawat lepas landas ke Dubai sebelum melanjutkan penerbangan ke Lanud Torrejon, Madrid, Spanyol.
 
Selain mengangkut 81 warga, Pemerintah Spanyol menyatakan pesawatnya juga mengangkut empat personel militer Portugal dan 83 warga Afghanistan yang pernah bekerja untuk mereka.
 
Total, Spanyol telah mengevakuasi 1.898 warga Afghanistan selama operasi evakuasi berlangsung.
 
Selain Spanyol, negara yang sudah mengakhiri proses evakuasi di Afghanistan adalah Kanada, Belgia, Belanda, Denmark, dan Australia. Taliban, selaku penguasa baru Afghanistan yang membuat warga ingin kabur dari sana, telah menyampaikan bahwa belum ada rencana untuk memperpanjang deadline periode evakuasi, 31 Agustus 2021, meski ada serangan ISIS-K.
 
Kekhawatiran ini menjadikan AS juga tergesa-gesa, mengingat masih ada ribuan orang yang belum dievakuasi di Afghanistan, baik warga lokal maupun internasional.
 
Namun, Joe Biden menegaskan, akan terus menyelesaikan misi mereka di sana. Ia menjadi salah satu orang yang paling ngotot evakuasi harus terus berjalan.
 
Sejauh ini, Amerika telah mengevakuasi kurang lebih 100 ribu orang dari Kabul sejak 14 Agustus, hari di mana Taliban mengambil alih Afghanistan. Dari 100 ribu tersebut, kurang lebih 60 persennya adalah warga Amerika.
 
Belum diketahui ada berapa tepatnya warga Amerika yang tersisa di Afghanistan. Menurut laporan BBC, ada 5.800 personel Militer Amerika di Bandara Hamid Karzai, Kabul, yang akan mengawal proses evakuasi hingga deadlinenya pada 31 Agustus nanti.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan