Sebuah studi sebelumnya meningkatkan kemungkinan bahwa SARS-CoV-2 dapat beredar di Eropa pada awal September. Para ahli mengatakan bukan berarti virus itu tidak berasal dari Tiongkok, karena virus korona mirip SARS telah ditemukan di alam liar Negeri Tirai Bambu.
Kemudian pada Mei 2021, Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa ia telah memerintahkan tinjauan intelijen lebih dalam tentang dugaan bahwa covid-19 muncul dari kecelakaan di laboratorium virologi Wuhan.
Seperti dikutip dari CNBC, temuan intelijen mengungkapkan bahwa ada dua kecenderungan yang dipercayai yaitu skenario (kontak manusia) dan satu lebih condong ke arah (skenario kebocoran lab) masing-masing dengan tingkat kepercayaan rendah atau sedang. Namun, hal itu dibantah oleh pihak Tiongkok.
Namun, studi terbaru yang diterbitkan pada pekan ini oleh Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) menunjukkan setidaknya tujuh orang dari lima negara bagian AS terinfeksi SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan covid-19, beberapa pekan sebelum negara itu melaporkan kasus resmi pertama.
Studi yang dilakukan oleh Tiongkok dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan virus itu kemungkinan besar berasal dari perdagangan satwa liar AS, dengan virus masuk ke manusia dari kelelawar melalui spesies perantara.
Setelah itu, Tiongkok menyerukan bila perhatian sekarang harus dialihkan ke AS, yang lambat untuk menguji orang pada tahap awal wabah, dan juga rumah dari banyak laboratorium biologi.
Juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok, Zhao Lijian juga mengomentari studi tersebut. Ia mengatakan sekarang jelas wabah covid-19 memiliki banyak asal dan negara-negara lain harus bekerja sama dengan WHO, lapor Channel News Asia, Kamis, 17 Juni 2021.
Studi akan terus dilakukan, karena asal usul Covid-19 masih menjadi misteri. Pada intinya, tidak ada satu negara pun yang ingin musibah datang ke negaranya. Terlebih pandemi menyebabkan korban jiwa dan kerugian ekonomi yang sangat besar.
Daripada saling menuding, mungkin lebih baik dialihkan untuk berjuang bersama mengatasi pandemi, saling bertukar pikiran strategi mengalahkan pandemi. Saling menuding tidak akan membuat virus mati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News