Shamima Begum (paling kanan) saat tertangkap kamera keamanan meninggalkan Inggris menuju Suriah. (Foto: AFP).
Shamima Begum (paling kanan) saat tertangkap kamera keamanan meninggalkan Inggris menuju Suriah. (Foto: AFP).

Kewarganegaraan WN Inggris Dicabut Usai Gabung ISIS

Fajar Nugraha • 20 Februari 2019 07:59
London: Keinginan seorang perempuan Inggris mendapatkan kembali kewarganegaraannya setelah pergi ke Suriah untuk berperang bersama militan Islamic State (ISIS), menemui jalan buntu.
 
Baca juga: Eropa Tak Sepaham Atas Isu Kembalinya Militan ISIS.
 
Hal ini terjadi setelah Pemerintah Inggris akan mencabut kewarganegaraannya. Kabar itu disampaikan oleh pihak pengacara keluarga Shamima Begum, Tasnime Akunjee.

“Keluarga sangat kecewa dengan niat Kementerian Dalam Negeri untuk mengeluarkan perintah yang membuat Shamima kehilangan kewarganegaraannya,” ujar Akunjee, dalam akun twitternya, yang dikutip CBS, Rabu, 20 Februari 2019.
 
“Pihak keluarga itu sudah mempertimbangkan semua jalan hukum untuk menantang keputusan ini,” imbuhnya.
 
ITV News melaporkan bahwa keluarga tersebut telah menerima surat dari Kementerian Dalam Negeri, yang mengawasi imigrasi, mengatakan bahwa perintah yang mencabut kewarganegaraan Inggris Begum sudah dibuat.
 
Surat itu mengatakan Begum dapat mengajukan banding atas keputusan tersebut. Begum meninggalkan London dengan dua teman pada tahun 2015, ketika dia berusia 15 tahun, dan melakukan perjalanan ke Suriah.
 
Sekarang berusia 19 tahun dan tinggal di sebuah kamp pengungsi, dia berkata bahwa dia telah melahirkan seorang bayi dan ingin pulang ke rumah. Kasus ini telah memicu kembali perdebatan di Inggris tentang bagaimana berurusan dengan warga negara yang bergabung dengan ISIS tetapi ingin kembali ke rumah sekarang karena kelompok itu berada di ambang kehancuran.
 
Sebelumnya Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menuntut agar negara-negara Eropa mengambil kembali warganya yang berperang di Suriah, tetapi negara-negara Eropa khawatir tentang keamanan. Begum ditemukan bulan ini oleh surat kabar The Times di sebuah kamp pengungsi di Suriah.
 
Baca juga: Eropa Kesulitan Memenuhi Permintaan Trump soal Militan ISIS.
 
Dia mengatakan telah melarikan diri dari kantong terakhir ISIS. Remaja itu mengatakan dia menikah dengan pejuang ISIS, kehilangan dua anak karena kekurangan gizi dan penyakit, dan ingin bayi laki-lakinya yang baru lahir tumbuh di Inggris.
 
Dalam serangkaian wawancara dengan media Inggris, dia mengkritik beberapa aspek ISIS dan kekhalifahan yang memproklamirkan diri, tetapi mengatakan dia tidak menyesal pergi ke sana. Dia mengatakan bahwa dia ‘baik-baik saja’ dengan pemenggalan kepala yang dilakukan oleh pengikut ISIS karena dia percaya itu diperbolehkan berdasarkan hukum Islam.
 
"Saya pikir banyak orang harus bersimpati kepada saya untuk semua yang saya lalui. Aku hanya berharap bahwa mungkin untukku, demi aku dan anakku, mereka membiarkanku kembali,” ujar Shamima kepada Sky News.
 
Menteri Dalam Negeri Sajid Javid, mengatakan ia tidak akan ragu-ragu untuk mencegah kembalinya warga Inggris yang bepergian ke luar negeri untuk bergabung dengan ISIS. Pemerintah Inggris memiliki kekuatan untuk menghilangkan kewarganegaraan dengan alasan keamanan nasional, meskipun itu akan membuat individu tersebut kewarganegaraan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan