Sebelumnya, Trump mengancam akan keluar dari kesepakatan tersebut jika tidak ada revisi tentang isi kesepakatan. Pengumuman keluar atau tidaknya AS dari kesepakatan nuklir Iran akan diumumkan pada 12 Mei mendatang.
"Yang paling bijaksana adalah memperbaiki, bukan meninggalkan apalagi mematahkan," kata Johnson yang pekan ini berada di Washington untuk bertemu dengan Wakil Presiden AS Mike Pence dan sejumlah pejabat lainnya.
"Hanya Iran yang bisa meninggalkan kesepakatan tersebut. Bukan para pembuat kesepakatan," tegas dia, dikutip dari AFP, Senin 7 Mei 2018.
Baca: Iran Kecam Ancaman AS Keluar dari Kesepakatan Nuklir
Iran sendiri telah mengecam ancaman Trump tersebut di mana Menlu Iran Javad Zarif menyebut bahwa Iran tidak akan pernah merombak atau menegosiasikan kembali kesepakatan yang dibentuk pada 2015 itu.
Presiden Iran Hassan Rouhani menyebutkan AS akan menghadapi penyesalan jika benar-benar keluar dari kesepakatan nuklir.
"Kami memiliki rencana untuk melawan setiap keputusan yang mungkin diambil Trump dan kami akan menghadapinya," tegas Rouhani, beberapa waktu lalu.
Baca: Rusia Tegaskan Tak Ada Alternatif Perjanjian Nuklir Iran
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pun sudah berbicara dengan Trump agar ia mengurungkan niatnya menarik AS keluar dari kesepakatan tersebut.
Senada dengan Iran, PBB dan Inggris, dua negara yang menandatangani kesepakatan itu antara lain Prancis dan Jerman juga telah menghubungi Trump untuk membujuknya tetap ada di dalam kesepakatan nuklir Iran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News