PM Inggris David Cameron mundur dari jabatan (Foto: AFP)
PM Inggris David Cameron mundur dari jabatan (Foto: AFP)

Kemenangan Brexit Dikhawatirkan Picu Perpecahan Inggris

Fajar Nugraha • 24 Juni 2016 17:03
medcom.id, Edinburgh: Hasil mengejutkan dalam referendum British Exit atau Brexit, menunjukkan Inggris keluar dari Uni Eropa. Imbas hasil referendum dikhawatir bisa memicu referendum kemerdekaan Skotlandia.
 
Mantan Menteri Pertama Skotlandia Alex Salmond mengatakan, dengan menangnya Brexit mengartikan Skotlandia,-yang memilih tetap bersama Uni Eropa- harus melakukan pemilihan sebelum Inggris benar-benar lepas dari Uni Eropa (UE).
 
Kemenangan Brexit Dikhawatirkan Picu Perpecahan Inggris
Mantan Menteri Pertama Skotlandia Alex Salmond (Foto: Rex)
 
 
Perkiraan dari Salmond pun dibenarkan oleh Menteri Pertama Skotlandia saat ini, Nicola Sturgeon. Menurut Sturgeon hasil Brexit bisa berakhir kepada referendum kemerdekaan Skotlandia kedua. Referendum pertama berlangsung pada 2014, dengan kekalahan pihak yang menginginkan kemerdekaan.

"Skotlandia melihat masa depan sebagai bagian dari Uni Eropa," ujar Sturgeon, seperti dikutip AFP, Jumat (24/6/2016).
 
"Selama ini Skotlandia jelas dan teguh memilih tetap bagian dari Uni Eropa," tegasnya.

Kemenangan Brexit Dikhawatirkan Picu Perpecahan Inggris
Nicola Sturgeon menyebutkan masa depan Skotlandia berada di Uni Eropa (Foto: AFP)
 
 
Sementara manifesto Scottish National Party (SNP) dalam pemilu parlemen menyebutkan bahwa referendum terbaru mengenai kemerdekaan, bisa dilakukan jika ada perubahan metarial dan signifikan. Dalam kasus khusus, jika Skotlandia ikut ditarik keluar dari UE.
 
Ancaman perpecahan Inggris lainnya datang dari Irlandia Utara. Dalam referendum Brexit, Irlandia Utara juga memilih untuk tetap bersama UE dengan raihan 56 persen memilih "Remain" dan 44 persen memilih "Leave".
 
Usai hasil diumumkan, Sinn Fein,-yang kini menjadi penguasa di Irlandia Utara,- langsung mendorong persatuan dengan Irlandia. 
 
Ketua Sinn Fein, Declan Kearney mengatakan,"pemilih Inggris menarik Irlandia Utara keluar dari UE. Pemerintah Inggris saat ini sudah kehilangan mandat untuk mewakili kepentingan politik dan ekonomi rakyat Irlandia Utara".
 
"Kini situasinya Brexit menjadi pemicu perpecahan. Kini Sinn Fein mendesak permintaan kami untuk melakukan persatuan," tegas Kearney.
 
Hingga saat ini suara yang sudah dihitung sudah mencapai 71,88 persen. Sementara 15,4 juta suara mendukung "Leave" dan 14,3 juta suara mendukung "Remain". (Baca: Hasil Akhir, Inggris Keluar dari Uni Eropa https://www.medcom.id/internasional/eropa/MkMYQWvk-hasil-akhir-inggris-keluar-dari-uni-eropa)
 
Dengan 309 dari 382 wilayah penghitungan suara yang sudah melaporkan hasil, menunjukkan bahwa kelompok "Leave" memimpin dengan 52 persen. Sementara kelompok "Remain" mendapatkan 48 persen suara.

Hasil dari referendum Brexit juga memaksa Perdana Menteri Inggris David Cameron untuk mengundurkan diri. Cameron merasa dirinya bukan sosok yang tepat untuk memimpin Inggris menuju perubahan. (Baca: Brexit Menang, PM Inggris Putuskan Mundur https://www.medcom.id/internasional/eropa/0k88mw2k-brexit-menang-pm-inggris-putuskan-mundur


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan