Warga memprotes kekerasan yang dialami oleh komunitas Asia-Amerika. Foto: AFP
Warga memprotes kekerasan yang dialami oleh komunitas Asia-Amerika. Foto: AFP

Warga Asia-Amerika Khawatirkan Keselamatan Atas Ancaman Serangan Rasis

Fajar Nugraha • 31 Maret 2021 16:05

 
Polisi merilis foto dan video seorang pria yang dicari dalam serangan itu. Dia belum ditangkap pada Selasa malam waktu AS.
 
Laporan kejahatan rasial anti-Asia telah meningkat tajam selama pandemi. Hal ini sering dipicu oleh orang-orang yang menyalahkan warga Asia-Amerika karena menyebarkan virus korona. Anggapan itu makin kuat dengan berbagai ucapan dari mantan Presiden Donald Trump selama dia berkuasa.

Dalam sebuah memo yang dirilis kepada karyawan Departemen Kehakiman pada Selasa, Jaksa Agung Merrick B. Garland mengatakan departemen tersebut akan memprioritaskan penuntutan kejahatan rasial dan akan memberikan bantuan tambahan kepada lembaga penegak hukum setempat dalam upaya mereka untuk menyelidiki kejahatan bias.
 
Masalahnya sangat mendesak di New York City, yang mengalami peningkatan paling tajam tahun lalu dalam kejahatan rasial antiAsia yang dilaporkan di kota besar mana pun, menurut analisis data polisi oleh sebuah pusat di California State University, San Bernardino.
 
Sejauh tahun ini, Departemen Kepolisian New York telah menerima 33 laporan kejahatan rasial anti-Asia, melebihi 28 yang dilaporkan tahun lalu. “Salah satu alasan peningkatan itu adalah bahwa lebih banyak korban tampaknya melaporkan serangan daripada di masa lalu,” kata seorang pejabat senior polisi.
 
Kejahatan kebencian antiAsia telah lama tidak dilaporkan karena faktor-faktor yang mencakup hambatan bahasa dan ketidakpercayaan terhadap polisi.
 
Minggu lalu, Departemen Kepolisian New York mengumumkan bahwa mereka akan mulai mengerahkan petugas yang menyamar ke lingkungan dengan populasi Asia yang besar sebagai tanggapan atas serangan yang meningkat.
 
“Semua serangan tak beralasan terhadap warga keturunan Asia sekarang akan dirujuk untuk penyelidikan sebagai kemungkinan kejahatan rasial,” tegas pejabat polisi.
 
Departemen Kepolisian mengatakan para korban serangan ini sebagian besar adalah pria dan wanita paruh baya yang sendirian di jalan atau di angkutan umum. Penyerang mereka cenderung tunawisma dan memiliki riwayat penangkapan sebelumnya dan menderita kesulitan perilaku atau emosional.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan