Seorang warga Jerman jalani vaksinasi covid-19. Foto: AFP
Seorang warga Jerman jalani vaksinasi covid-19. Foto: AFP

Tekan Lonjakan Kasus Covid-19, Jerman Perketat Gerak Warga Tidak Divaksin

Medcom • 19 November 2021 11:31

 
Kanselir yang akan mengakhiri masa jabatannya itu mendesak lebih banyak orang Jerman untuk divaksinasi. Merkel dengan terus terang mengatakan, “banyak tindakan yang sekarang harus diambil tidak akan diperlukan jika kita memiliki lebih banyak orang yang divaksinasi”.
 
Para pemimpin daerah juga ingin aturan 2G diterapkan pada pesepakbola Bundesliga. Oktober lalu, bintang Bayern Munich Joshua Kimmich memicu perdebatan nasional tentang vaksinasi setelah mengakui, ia memilih untuk tidak menerima suntikan.

Usai dorongan kuat di musim semi, tingkat inokulasi Jerman diketahui mengalami stagnasi selama musim panas hingga hanya di bawah 70 persen.
 
Meskipun kasus melonjak dalam beberapa pekan terakhir, politisi telah dituduh tidak bertindak dan memusatkan perhatian mereka pada negosiasi guna membentuk pemerintah Jerman berikutnya, setelah pemilihan pada September lalu.
 
Kekusutan politik terlihat jelas pada Kamis pagi di majelis rendah parlemen. Perselisihan sengit pecah saat anggota parlemen diminta untuk memberikan suara pada Rancangan Undang-Undang (RUU), yang menyediakan kerangka hukum bagi Merkel dan para pemimpin regional guna menerapkan sejumlah langkah baru.
 
Hingga kini, tiga partai politik dalam pembicaraan terkait pembentukan pemerintah Jerman berikutnya telah menyusun RUU baru untuk menggantikan UU yang tengah berlangsung, akan berakhir pada 25 November dengan meloloskannya di Bundestag bagi mereka yang memiliki mayoritas.
 
Namun, blok konservatif Christian Democratic Union-Christian Social Union (CDU-CSU) Merkel mengatakan, RUU baru itu lebih lemah daripada undang-undang yang berlaku, dan telah mengancam untuk mengalahkannya pada Jumat di majelis tinggi parlemen.
 
Hal tersebut diketahui menjadi sesuatu yang belum dapat menunda keputusan yang diambil oleh para pemimpin regional pada Kamis. Ketua Robert Koch Institute (RKI) sekaligus ahli imunologi, Lothar Wieler, telah menyuarakan rasa frustrasi atas kebuntuan politik tersebut.
 
“Kita tidak harus terus-menerus menciptakan sesuatu yang baru. Semua ide dan resep yang kita butuhkan sudah tersedia. Setelah 21 bulan, saya tidak tahan bahwa apa yang saya katakan dan apa yang rekan-rekan lain katakan masih tidak diterima,” jelas Wieler.
 
Wieler memperingatkan, jumlah sebenarnya dari infeksi mungkin sampai tiga kali lebih tinggi dari data resmi yang menunjukkan banyak infeksi yang tidak terdeteksi atau belum diuji. “Kami saat ini dalam keadaan darurat yang serius. Kami benar-benar akan mengalami Natal yang sangat buruk jika kami tidak mengubah arah sekarang.” (Nadia Ayu Soraya)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan