Warga Haiti berkumpul mendoakan Presiden Jovenel Moise yang ditembak mati. Foto: AFP
Warga Haiti berkumpul mendoakan Presiden Jovenel Moise yang ditembak mati. Foto: AFP

Usai Kematian Presiden, Haiti Dihadapkan Pada Kekuatan Geng Kriminal

Fajar Nugraha • 15 Juli 2021 10:01
Port-au-Prince: Protes yang tersebar pecah di Ibu Kota Haiti pada Rabu 14 Juli karena kekurangan bensin. Hal ini menambah kekhawatiran atas ketidakamanan dan akses ke barang-barang pokok seminggu setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise, membuat negara Karibia itu berada dalam ketidakpastian.
 
Hampir semua pompa bensin di Port-au-Prince ditutup dan antrean panjang terbentuk di luar beberapa yang masih beroperasi. Penduduk menyalahkan geng kriminal yang mengontrol rute pasokan utama serta penjual bahan bakar pasar gelap yang memanfaatkan melumpuhkan distribusi ke terbesar ke Haiti.
 
Beberapa pengunjuk rasa membakar ban di tengah jalan-jalan kota yang berpasir, yang tetap lebih sepi dari biasanya setelah pembunuhan Moise Rabu pagi lalu.

Moise ditembak mati di rumahnya oleh sekelompok tentara bayaran, termasuk 26 orang Kolombia dan dua warga Amerika Serikat (AS). Warga AS ketiga, Christian Emmanuel Sanon, ditangkap pada Minggu oleh pihak berwenang Haiti, yang menuduhnya sebagai dalang serangan itu.
 
Jaksa telah bersiap untuk memeriksa kepala tim keamanan Moise, Dimitri Herard. Tidak jelas apakah interogasi sudah dilakukan.
 
Pembunuhan itu terjadi di tengah gelombang kekerasan geng dalam beberapa bulan terakhir yang telah membuat ribuan orang mengungsi dan menghambat kegiatan ekonomi di negara yang sudah termiskin di Amerika itu. Di kementerian kehakiman di mana Herard akan diinterogasi, grafiti yang dicat di dinding menyatakan, 'Kami menolak kekuatan geng.'
 
Eugene France mengatakan dia berjuang untuk menjual sepatu pria mana pun yang dia kalungkan di lehernya dan takut akan lebih banyak kekerasan.
 
"Tidak ada yang aman, bahkan polisi," katanya France, seperti dikutip AFP, Kamis 15 Juli 2021.
 
"Saya takut karena geng terus membunuh orang dan saya tidak bisa menjual apa pun,” sebut pria berusia 68 tahun itu.
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan