Negara Kaya Sudah Borong Vaksin Covid-19 Potensial
Fajar Nugraha • 17 September 2020 15:05
Oxfam menyebutkan bahwa sekitar 51 persen dari suntikan itu telah diambil oleh mereka yang memiliki uang termasuk, Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, Australia, Hong Kong dan Makau, Jepang, Swiss, dan Israel.
Sisanya 2,6 miliar telah dibeli atau dijanjikan kepada negara-negara berkembang termasuk India, Bangladesh, Tiongkok, Brasil, Indonesia dan Meksiko.
Nasionalisme vaksin
Trump pada Rabu mengatakan dia akan mulai meluncurkan vaksin di Amerika segera dalam hitungan minggu. Sikap Trump bertentangan dengan keraguan yang diungkapkan oleh Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Robert Redfield.
Redfield yang bersaksi di depan Kongres pada Rabu dan menyebutkan bahwa vaksin apa pun tahun ini tidak akan digunakan secara luas. Dia menegaskan bahwa suntikan vaksin tidak mungkin tersedia secara luas hingga pertengahan 2021.
"Kami sangat dekat dengan vaksin itu seperti yang Anda ketahui. Kami pikir kami dapat mulai sekitar Oktober atau segera setelahnya,” klaim Trump.
Partai Demokrat telah menyatakan keprihatinan bahwa Trump menekan regulator kesehatan pemerintah dan ilmuwan untuk menyetujui vaksin yang dipercepat pada waktunya. Langkah ini diduga untuk membantu upayanya menang dalam Pemilu Presiden AS November mendatang.
Tetapi kecaman secara implisit atas pendekatan Trump terhadap pandemi, Von der Leyen mengatakan Eropa akan mendukung badan multilateral seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan upayanya untuk distribusi yang lebih adil.
"Tak satu pun dari kita akan selamat, hingga seluruhnya dapat dipastikan aman di mana pun kita tinggal, apa pun yang kita miliki," katanya.
"Nasionalisme vaksin membahayakan nyawa. Kerja sama vaksin menyelamatkan manusia,” pungkas Von der Leyen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)