Paus Fransiskus sebut Muslim Uighur dipersekusi. Foto: AFP
Paus Fransiskus sebut Muslim Uighur dipersekusi. Foto: AFP

Untuk Pertama Kali, Paus Fransiskus Sebut Etnis Uighur Dipersekusi

Fajar Nugraha • 25 November 2020 14:13
Vatikan: Dalam sebuah buku baru, Paus Fransiskus untuk pertama kalinya menyebut Muslim Uighur di Tiongkok sebagai orang yang dipersekusi atau teraniaya. Ini adalah sesuatu yang telah didesak oleh aktivis hak asasi manusia selama bertahun-tahun.
 
Melalui buku berjudul ‘Let Us Dream: The Path to A Better Future’, Paus Fransiskus juga mengatakan pandemi covid-19 harus mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan secara permanen menetapkan pendapatan dasar universal.
 
Dalam buku itu, sebuah kolaborasi 150 halaman dengan penulis biografi berbahasa Inggrisnya, Austen Ivereigh, Paus berbicara tentang perubahan ekonomi, sosial dan politik yang menurutnya diperlukan untuk mengatasi ketidaksetaraan setelah pandemi berakhir. Buku ini akan mulai dijual pada 1 Desember.

Pemimpin Takhta Suci Vatikan itu juga mengatakan, orang-orang yang melihat memakai masker sebagai pemaksaan oleh negara adalah ‘korban hanya dalam imajinasi mereka’. Buku ini pun cakupan bahasannya sangat luas. Terbukti Paus juga memuji mereka yang memprotes kematian warga kulit hitam Amerika Serikat (AS), George Floyd dalam tahanan polisi. Mereka yang melakukan protes dianggap berkumpul atas ‘kemarahan sehat’ yang menyatukan mereka.
 
Kemudian dia mulai berbicara mengenai beberapa insiden yang terjadi di bumi saat ini. Termasuk di Tiongkok, Myanmar dan juga Irak.
 
"Saya sering memikirkan orang-orang yang teraniaya: Rohingya, Uighur yang malang, Yazidi," katanya dalam buku itu, seperti dikutip AFP, Rabu 25 November 2020.
 
Sementara Paus sebelumnya telah berbicara tentang Rohingya yang telah melarikan diri dari Myanmar, dan pembunuhan Yazidi oleh ISIS di Irak. Namun untuk buku ini, untuk pertama kalinya dia menyebut-nyebut etnis Uighur.
 
Para pemimpin agama, kelompok aktivis, dan pemerintah mengatakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida sedang terjadi terhadap warga Uighur di wilayah Xinjiang yang terpencil di Tiongkok, tempat lebih dari 1 juta orang ditahan di kamp-kamp.
 
Bulan lalu, selama konferensi di Vatikan, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengecam Tiongkok atas perlakuannya terhadap orang Uighur.
 
Beijing telah menolak tuduhan itu sebagai upaya untuk mendiskreditkan Negeri Tirai Bambu, dengan mengatakan kamp-kamp itu adalah pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan sebagai bagian dari tindakan kontra-terorisme dan deradikalisasi.
 
Banyak komentator mengatakan Vatikan enggan berbicara tentang Uighur sebelumnya karena sedang dalam proses memperbarui kesepakatan kontroversial dengan Beijing tentang pengangkatan uskup. Kesepakatan itu, yang diminta Pompeo agar ditinggalkan oleh Vatikan, diperbarui pada September.
 

 
Fransiskus juga memberikan dukungan paling jelasnya hingga saat ini dalam bukunya untuk pendapatan dasar universal (UBI), sebuah kebijakan kontroversial yang didukung oleh beberapa ekonom dan sosiolog di mana pemerintah memberikan sejumlah uang tetap kepada setiap warga negara tanpa syarat apapun.
 
UBI adalah landasan kampanye Andrew Yang tahun lalu selama pemilihan pendahuluan presiden Partai Demokrat di Amerika Serikat.
 
"Mengakui nilai karya nonpelajar bagi masyarakat adalah bagian penting dari pemikiran ulang kita di dunia pascacovid-19. Itulah mengapa saya percaya inilah saatnya untuk mengeksplorasi konsep seperti pendapatan dasar universal (UBI)" katanya.
 
“Dengan memberikan penghasilan dasar universal, kita bisa bebas dan memungkinkan masyarakat bekerja untuk masyarakat secara bermartabat,” ujar Paus.
 
Paus Fransiskus sekali lagi mengkritik ekonomi trickle-down, sebuah teori yang disukai oleh kaum konservatif bahwa keringanan pajak dan insentif lain untuk bisnis besar dan orang kaya pada akhirnya akan menguntungkan seluruh masyarakat melalui investasi dan penciptaan lapangan kerja.
 
"Asumsi yang salah dari teori trickle-down yang menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan membuat kita semua lebih kaya," pungkas Paus Fransiskus.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan