Muhammad Afzaal Hussain, dibunuh pada 1 Agustus 2022. Foto: Albuquerque Police Department
Muhammad Afzaal Hussain, dibunuh pada 1 Agustus 2022. Foto: Albuquerque Police Department

Pembunuhan Empat Muslim AS Timbulkan Kengerian Komunitas Setempat

Medcom • 10 Agustus 2022 05:04
New Mexico: Pihak berwajib berhasil mengidentifikasikan empat orang korban dari serangkaian pembunuhan terhadap pria muslim di Albuquerque, New Mexico. Kematian tersebut berhasil memicu ketakutan bagi komunitas Muslim di Amerika Serikat (AS).
 
“Tiga pembunuhan terjadi dalam dua minggu terakhir. Kini, para aparat penegak hukum tengah mencari bantuan untuk menemukan sebuah kendaraan yang dipercaya memiliki keterkaitan terhadap kasus pembunuhan di kota terbesar negara New Mexico. Kesamaan kasus pembunuhan tersebut ditemukan dari ras dan agama korban yang sama,” ujar otoritas setempat, dilansir dari Yahoo News, Rabu, 10 Agustus 2022.
 
Naeem Husain dibunuh pada Jumat malam dan penembakan diam-diam lainnya yang menewaskan tiga orang pria muslim terjadi dalam sembilan bulan terakhir. Pihak kepolisian tengah memastikan apakah empat pembunuhan tersebut terkait.
 
Baca: Biden Marah Empat Pria Muslim Dibunuh di New Mexico.

Pembunuhan tersebut telah menyebarkan ketakutan di seluruh dataran New Mexico, di mana dalam sebuah penelitian Pew menunjukkan bahwa penduduk Muslim AS terdiri hanya kurang dari 1 persen orang dewasa yang populasinya mencapai 2,1 juta jiwa.

“Faktanya, buronan tersebut masih berada dalam masyarakat luas merupakan hal yang menakutkan,” kata Debbie Almontaser, seorang pemimpin komunitas Islam di New York dalam tulisannya di Twitter.
 
“Siapa selanjutnya?” tambahnya.
 
Dalam panggilan wawancara, Almontaser mengatakan bahwa seorang teman perempuannya yang tinggal di Michigan dan mengenakan hijab – yang menutupi bagian kepalanya, membagikan kisah yang ia alami kepada Almontaser terkait bagaimana terguncangnya dia. “Dia mengatakan ‘Hal tersebut sangat mengerikan. Saya sangat takut. Saya bepergian sendirian,” kata Almontaser.
 
Hussain, pria berusia 25 tahun berasal dari Pakistan. Kematiannya terjadi beberapa hari setelah kematian Muhammad Afzaal Hussain (27 tahun) dan Aftab Hussein (41 tahun) yang sama-sama berasal dari Pakistan dan anggota masjid yang sama.
 

 
Kasus paling awal melibatkan pembunuhan November, Mohammad Ahmadi (62 tahun) asal Afghanistan.
 
Aneela Abad selaku Sekretaris Jendral dari Pusat Islam New Mexico menjelaskan bahwa komunitas tengah terguncang akibat pembunuhan yang terjadi, di mana kesedihan mereka diperparah dengan kondisi kebingungan dan ketakutan akan apa yang mungkin terjadi kedepannya.
 
“Kami benar-benar terkejut dan masih mencoba untuk menelaah dan memahami apa yang terjadi, bagaimana, dan mengapa,” ucap Abad.
 
“Tiga orang dari korban merupakan bagian dari komunitas tersebut dan satu orang lainnya sangat terkenal di komunitas Islam,” tambah Abad.
 
Sejumlah orang telah menghindari bepergian keluar, kecuali bila “benar-benar perlu,” dan sejumlah mahasiswa muslim di universitas tengah bertanya-tanya apakah mereka dalam kondisi yang aman untuk tetap di kota. Pusat Islam New Mexico juga tengah meningkatkan keamanan mereka, katanya.
 
Pihak kepolisian mengatakan bahwa kendaraan yang sama diduga digunakan dalam empat kasus pembunuhan itu – mobil empat pintu Volkswagen berwarna abu-abu gelap atau silver yang tampaknya mirip dengan Jetta atau Passat dengan jendela kaca yang gelap. Otoritas setempat telah merilis gambar kendaraan tersebut dengan harapan orang-orang dapat membantu menemukan mobil tersebut dan menawarkan USD20.000 sebagai penghargaan atas informasi itu.
 
Pihak penyelidik tidak memberikan rincian terkait di mana gambar tersebut di ambil atau apa yang membuat mereka menduga mobil tersebut terlibat dalam kasus pembunuhan. Dalam sebuah email pada hari Senin, juru bicara kepolisian, Gilbert Gallegos mengatakan bahwa pihaknya telah menerima tips mengenai mobil tersebut, lalu tidak menjelaskannya lebih lanjut.
 
“Kami memiliki koneksi yang sangatlah kuat,” ujar Walikota Albuquerque, Tim Keller pada hari Senin. “Kami telah menandai satu kendaraan, Kita harus menemukan kendaraan tersebut,” tambahnya.
 

 
Gallegos mengatakan, ia tidak bisa memberikan komentar lebih lanjut terkait jenis senjata yang digunakan untuk penembakan tersebut ataupun berapa banyak tersangka yang diduga kepolisian terlibat dalam kasus pembunuhan.
 
Menanggapi pembunuhan itu, Presiden AS, Joe Biden mengatakan bahwa ia merasa “marah dan sedih” dan menyampaikan bahwa pemerintahannya “terus mendukung komunitas islam” disana.
 
“Penyerangan penuh kebencian ini tidak memiliki tempat di Amerika,” tulis Biden dalam cuitannya di Twitter.
 
Perbincangan mengenai keamanan berhasil mendominasi grup Whatsapp dan email Almontaser yang aktif.
 
“Apa yang kami lihat terjadi di New Mexico sangat mengerikan bagi kami komunitas minoritas muslim di Amerika Serikat yang telah mengalami berbagai tindakan dan diskriminasi sejak penyerangan 9/11,” tulisnya. “Ini sangat menakutkan,” tambahnya.
 
Beberapa kejahatan kebencian anti-Muslim telah tercatat di Albuquerque semenjak lima tahun lalu, menurut data FBI yang dikutip oleh Brian Levin yang merupakan Direktur Pusat Studi Kebencian dan Ekstremisme dan juga seorang profesor peradilan pidana dari California State University di San Bernardino.
 
Dari 2017 hingga 2020, setidaknya ada satu kasus kejahatan kebencian anti-Muslim tiap tahunnya. Angka kasus tertinggi terjadi pada tahun 2016, ketika pihak kepolisian Albuquerque mencatat enam dari total 25 aksi penyerangan kebencian.
 
“Itu sebagian menjadi tren nasional dan mencapai angka terendah pada tahun 2020, kemudian diikuti dengan peningkatan sebesar 45 persen di tahun 2021 di beberapa kota dan negara,” kata Levin.
 

 
Otoritas Albuquerque mengatakan bahwa mereka tidak bisa menentukan apakah pembunuhan tersebut berkaitan dengan kejahatan kebencian sampai mereka berhasil mengidentifikasikan tersangka atau motif pembunuhan.
 
“Pembunuhan bias sering dilakukan oleh sekelompok kecil, biasanya pria muda kulit putih, pelaku yang sendirian jarang terjadi,” ujar Louis Schlesinger, Profesor Psikologi Forensik dari John Jay College of Criminal Justice, New York.
 
“Pada dasarnya, mereka adalah pecundang dari segala hal, baik itu status sosial, ekonomi, psikologis, apa yang mereka miliki,” katanya. “Mereka dipenuhi dengan kebencian karena satu dan lain alasan dan menargetkan kelompok tertentu yang mereka lihat, dalam pikiran mereka, untuk disalahkan atas semua masalah dalam hidup mereka.”
 
Tidak jelas apakah para korban mengenal penyerang atau penyerang mereka.
 
Korban terbaru ditemukan tewas setelah polisi menerima panggilan penembakan. Pihak berwenang menolak untuk mengatakan apakah pembunuhan itu dilakukan dengan cara yang mirip dengan kematian lainnya.
 
Muhammad Afzaal Hussain pernah bekerja sebagai penyelenggara lapangan untuk kampanye anggota kongres lokal.
 
Anggota DPR AS dari Partai Demokrat, Melanie Stansbury mengeluarkan pernyataan yang memujinya sebagai "salah satu orang yang paling baik dan pekerja paling keras yang pernah ia kenal”. Stansbury mengatakan perencana kota itu "berkomitmen untuk membuat ruang publik kami berfungsi untuk setiap orang dan membersihkan polusi."
 
Sebagai direktur penggunaan lahan kota Española – terletak lebih dari 137 kilometer utara Albuquerque – Hussain bekerja untuk meningkatkan kondisi dan inklusivitas bagi pihak minoritas yang kurang beruntung, menurut kantor walikota.
 
“Staf kota telah kehilangan anggota keluarga kami, dan kami semua kehilangan seorang pegawai negeri yang brilian," kata Wali Kota Espaola John Ramon Vigil dalam berita yang dirilis. (Gracia Anggellica)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan