Teheran telah berjanji untuk menolak sanksi AS dan bersikeras bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai.
Blinken menegaskan kembali posisi Biden bahwa jika Iran kembali ke kepatuhan JCPOA, AS akan bergabung kembali sebagai ‘titik awal’ menuju negosiasi lebih lanjut.
"Kami akan menggunakan itu sebagai platform untuk membangun, dengan sekutu dan mitra kami. Apa yang kami sebut perjanjian yang lebih lama dan lebih kuat, dan untuk menangani sejumlah masalah lain yang sangat bermasalah dalam hubungan dengan Iran," ucapnya.
Pemerintah AS telah lama mengkritik pengembangan rudal balistik Iran, dukungannya untuk milisi yang terlibat dalam konflik dengan AS dan sekutunya. Diikuti dengan penahanannya terhadap orang Amerika sebagai alat tawar-menawar untuk pertukaran tahanan, dan catatan hak asasi manusia yang buruk.
Elliott Abrams, perwakilan khusus Trump untuk Iran yang meninggalkan jabatannya pekan lalu, mengatakan kepada VOA Persia bahwa dia yakin Blinken ‘realistis’ dalam menilai tidak ada kembalinya AS ke JCPOA dengan cepat.
“(Blinken) jauh lebih realistis daripada banyak pendukung (JCPOA) di Kongres dan para pengamat lainnya. Dia dengan jelas mengatakan Iran harus bergerak lebih dulu, dan bahwa klaim Iran untuk kembali patuh perlu dinilai sebelum AS mungkin akan bertindak untuk mencabut sanksi. Artinya, ini masalah bulan, bukan minggu,” tulis Abrams, yang telah kembali ke perannya sebagai analis Timur Tengah di Council on Foreign Relations.