Suara untuk memberhentikan Donald Trump makin santer terdengar. Foto: AFP
Suara untuk memberhentikan Donald Trump makin santer terdengar. Foto: AFP

Kabinet dan Politikus Republik Buka Peluang Copot Trump

Fajar Nugraha • 07 Januari 2021 11:41
Washington: Setelah massa pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membobol masuk ke gedung Kongres Capitol Hill, suara untuk mencopotnya dari jabatan merebak. Mereka bermaksud memberlakukan Amandemen ke-25 yang bisa mencabut kekuasaan Trump.
 
Para pejabat Partai Republik dan juga anggota kabinet Trump sendiri merasa yakin bahwa mantan pengusaha properti itu pantas untuk diberhentikan.
 
Semakin banyak petinggi Partai Republik mengatakan kepada CNN bahwa mereka percaya Donald Trump harus dicopot dari jabatannya sebelum 20 Januari. Empat dari mereka menyerukan agar Amandemen ke-25 diberlakukan, dan dua yang lain mengatakan Presiden harus dimakzulkan.
 
"Dia harus diberhentikan dan disingkirkan," kata seorang pejabat terpilih dari Partai Republik saat ini, kepada CNN, Kamis 7 Januari 2021.

Seorang mantan pejabat senior mengatakan tindakan Presiden cukup mengerikan untuk menyingkirkannya meski dengan waktu yang singkat dalam masa jabatannya.
 
"Saya pikir ini sangat mengejutkan sistem. Bagaimana Anda bisa menahannya selama dua minggu setelah ini?" ujar mantan pejabat yang enggan disebutkan namanya itu.
 
Dengan memakzulkan dan memberhentikan Trump, bahkan pada tahap akhir masa jabatannya, Senat kemudian dapat memberikan suara untuk mendiskualifikasi Trump agar tidak pernah memegang jabatan federal lagi. Di sisi lain, menerapkan Amandemen ke-25 akan mengharuskan Wakil Presiden Mike Pence dan mayoritas anggota Kabinet untuk memilih mencopot Trump dari jabatannya karena ketidakmampuannya untuk "menjalankan kekuasaan dan tugas kantornya”.
 

 
Anggota parlemen dari Demokrat juga menyerukan untuk menerapkan Amandemen ke-25 juga. Komite Kehakiman DPR dari Partai Demokrat mengirim surat kepada Wakil Presiden Mike Pence yang mendesaknya untuk bertindak untuk menyingkirkan Trump, dengan mengatakan dia telah memicu tindakan pemberontakan dan "berusaha untuk merusak demokrasi kita".
 
Menunjuk pada pidato bertele-tele yang diberikan Trump pada Rabu, dikatakan bahwa dia "mengungkapkan bahwa dia tidak sehat secara mental dan masih tidak dapat memproses dan menerima hasil pemilu 2020".
 
Yang lain menyalahkan Trump karena memicu terorisme. "Presiden menghasut serangan teror domestik di Capitol. Dia merupakan ancaman yang akan segera terjadi bagi demokrasi kita dan dia harus segera dicopot dari jabatannya," kata anggota parlemen dari Partai Demokrat Kathleen Rice dalam tweet.
 
"Kabinet harus meminta diberlakukan Amandemen ke-25," tulisnya.
 
Baca: Gedung Kongres Diserang, Trump Provokasi Para Pendukung.
 
Seruan anggota parlemen digemakan oleh Washington Post yang suaranya sangat berpengaruh di Ibu Kota AS. "Tanggung jawab atas tindakan penghasutan ini terletak pada presiden, yang telah menunjukkan bahwa masa jabatannya yang berkelanjutan merupakan ancaman besar bagi demokrasi AS. Dia harus disingkirkan," kata Post.
 
"Presiden tidak layak untuk tetap menjabat selama 14 hari ke depan. Setiap detik dia mempertahankan kekuasaan besar kepresidenan merupakan ancaman bagi ketertiban umum dan keamanan nasional," imbuh The Washington Post.
 
Ini adalah sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Diskusi serupa bukan hanya muncul di Partai Republik, tetapi juga di anggota kabinet.
 
Diskusi sedang berlangsung tetapi tidak jelas apakah akan ada cukup anggota Kabinet untuk menghasilkan pencopotan Trump.
 
“Percakapan telah mencapai Gedung Capitol di mana beberapa senator telah diberitahu tentang diskusi tersebut,” kata sumber CNN.
 
Presiden Trump mengatakan kepada orang-orang bahwa saat ini dia melarang Kepala Staf Wakil Presiden Mike Pence, Marc Short masuk ke Gedung Putih. Short terlihat pergi ke Gedung Kantor Eksekutif Eisenhower pada hari Rabu, yang berada di kampus Gedung Putih tetapi merupakan bangunan terpisah dari Gedung Putih dan di mana Pence memiliki Kantor Wakil Presiden.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan