Pengumuman itu merupakan sinyal terkuat bahwa Rusia mungkin mencoba untuk mengurangi ketegangan militer di dekat perbatasan Ukraina, tetapi masih jauh dari jelas bahwa ancaman perang telah berlalu.
Berbicara di Kremlin bersama Kanselir Olaf Scholz dari Jerman, Putin mengatakan Rusia akan mendorong tuntutan utamanya untuk mundurnya kehadiran NATO di Eropa Timur dan jaminan bahwa Ukraina tidak akan pernah bergabung dengan aliansi tersebut.
“Kami juga siap untuk melanjutkan jalur negosiasi, tetapi semua pertanyaan ini, seperti yang telah dikatakan sebelumnya, harus dilihat secara komprehensif,” kata Putin, seperti dikutip The New York Times.
Tidak dapat ditentukan berapa banyak pasukan yang ditarik kembali, dan juru bicara Kementerian Pertahanan, Igor Konashenkov, mengatakan bahwa beberapa latihan militer yang telah menimbulkan kekhawatiran serangan terhadap Ukraina -,termasuk di Belarus dan di Laut Hitam,- terus berlanjut.
Para pejabat AS mengatakan, mereka masih menilai pengumuman pasukan Rusia, dan Sekretariat Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan bahwa anggota aliansi “belum melihat tanda-tanda deeskalasi.” Stoltenberg menambahkan bahwa Rusia telah memindahkan pasukan sebelumnya sambil meninggalkan senjata berat di tempatnya.
Baca: Parlemen Rusia Desak Putin Mengakui Status 2 Wilayah Separatis Ukraina
Namun, komentar Putin menambah tanda bahwa Moskow bersedia mengejar tujuannya melalui negosiasi daripada meluncurkan aksi militer segera. Ketika ditanya tentang bagaimana Rusia akan bertindak selanjutnya, Putin menjawab dengan sedikit senyum: “Sesuai dengan rencana.”
Dia mengatakan Rusia akan berusaha untuk mencapai tujuan utamanya tetapi hasil dari proses tersebut “tidak hanya bergantung pada kita.”
“Kami bermaksud dan akan berusaha untuk mencapai kesepakatan dengan mitra kami atas pertanyaan yang kami ajukan, untuk menyelesaikannya dengan mengambil jalur diplomatik,” tegas Putin.
Sebelumnya Selasa, Moskow menambah pengaruhnya dalam proses negosiasi ketika anggota parlemen di majelis rendah Parlemen Rusia yang didukung Kremlin,meminta Putin untuk mengakui negara-negara yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai negara merdeka. Ini meningkatkan kekhawatiran bahwa Rusia dapat menggunakan pengakuan tersebut untuk lebih banyak menggerakan militer ke daerah-daerah.
Putin mengatakan pada konferensi baru bahwa dia tidak akan segera mengakui kemerdekaan mereka.
Pada Senin, Menteri Pertahanan Sergei K. Shoigu muncul untuk menggambarkan penumpukan pasukan besar Rusia di sekitar Ukraina sebagai bagian dari “latihan skala besar” yang dilakukan oleh militer. Dia mengatakan kepada Putin dalam pertemuan yang diatur panggung yang disiarkan di televisi pemerintah bahwa beberapa dari latihan itu sekarang telah berakhir.
Kemudian pada Selasa, Konashenkov mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi bahwa beberapa pasukan dari distrik militer selatan dan barat telah “menyelesaikan tugas mereka” dan kembali ke pangkalan mereka. Televisi Pemerintah Rusia menayangkan cuplikan tank yang dimuat ke gerbong kereta, menggambarkannya sebagai gambar pasukan kembali ke garnisun mereka.
Pasukan yang menurut Konashenkov ditarik kembali berasal dari distrik militer yang paling dekat dengan Ukraina — yang berarti mereka akan tetap relatif dekat dengan negara itu bahkan jika mereka ditarik kembali ke pangkalan mereka. Pernyataannya menunjukkan bahwa pasukan yang telah tiba di wilayah itu dari jauh—Siberia dan Timur Jauh Rusia—akan tetap dikerahkan di dekat Ukraina untuk saat ini.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan bahwa ada alasan untuk skeptis terhadap pernyataan Moskow. "Ketika kami melihat penarikan itu, kami akan percaya pada deeskalasi,” kata Kuleba kepada wartawan dalam video briefing dari Kiev.
Juru Bicara Kremlin, Dmitri S. Peskov, menggolongkan gerakan pasukan sebagai rutinitas, dan terus menggambarkan peringatan Barat tentang penumpukan militer Rusia sebagai berlebihan. "Moskow selalu bermaksud bahwa ketika latihan selesai, pasukan kembali ke barak mereka. Ini juga yang terjadi kali ini, tidak ada yang baru," sebut Peskov.
Tetapi Rusia terus beralih dari retorika resminya yang lebih pesimis dalam beberapa pekan terakhir.
Menteri Luar Negeri Sergey V. Lavrov, berbicara pada konferensi pers mengatakan bahwa dalam pembicaraan yang sedang berlangsung, Barat telah “menanggapi secara positif inisiatif yang telah lama ditolaknya.”
“Saya pikir berkat upaya di semua bidang ini, akan mungkin untuk menghasilkan hasil paket yang sangat layak dan komprehensif,” pungkas Lavrov.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id