Jenderal Senior Myanmar Min Aung Hlaing termasuk yang dikenakan sanksi oleh AS. Foto: AFP
Jenderal Senior Myanmar Min Aung Hlaing termasuk yang dikenakan sanksi oleh AS. Foto: AFP

10 Jenderal Myanmar Dijatuhi Sanksi oleh AS

M Sholahadhin Azhar • 12 Februari 2021 07:42
Yangon: Amerika Serikat pada Kamis 11 Februari 2021 memberikan sanksi kepada para pemimpin pemerintah militer Myanmar. Mereka memperingatkan bahwa lebih banyak hukuman dapat dijatuhkan bahkan ketika para jenderal di Yangon memerintahkan para demonstran untuk kembali bekerja atau bersikap represif.
 
Baca: Biden Bekukan Aset Para Jenderal Myanmar.
 
Ketika Myanmar sedang bersiap unjuk rasa antikudeta selama tujuh hari berturut-turut, Kementerian Keuangan AS mengumumkan pemblokiran aset dan transaksi apa pun dengan 10 pejabat militer saat ini atau yang dianggap bertanggung jawab atas kudeta 1 Februari.

Demonstrasi yang mengutuk penggulingan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi sebagian besar berlangsung damai. Meskipun pasukan keamanan awal pekan ini menggunakan gas air mata, meriam air dan peluru karet pada pengunjuk rasa, dengan laporan terisolasi dari peluru tajam yang ditembakkan.
 
Dalam tindakan nyata yang paling signifikan, Presiden Joe Biden sebelumnya mengumumkan bahwa pemerintahannya memutus akses para jenderal ke dana USD1 miliar di Amerika Serikat.
 
Target sanksi AS yang diumumkan Kamis termasuk Panglima Angkatan Darat Jenderal Min Aung Hlaing, yang sekarang memegang kekuasaan legislatif, yudikatif dan eksekutif di Myanmar. Min Aung Hlaing sudah berada di bawah sanksi AS atas kampanye melawan sebagian besar minoritas Muslim Rohingya.
 
Selain Min, yang juga menjadi sasaran adalah para pemimpin militer di kabinet baru seperti Menteri Pertahanan Jenderal Mya Tun Oo, serta tiga perusahaan pengekspor permata yang dikendalikan oleh militer Myanmar.
 
"Kami juga siap untuk mengambil tindakan tambahan jika militer Myanmar tidak mengubah arah," kata Menteri Keuangan Janet Yellen, seperti dikutip AFP, Jumat 12 Februari 2021.
 
"Jika ada lebih banyak kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai, militer Myanmar akan menemukan bahwa sanksi hari ini hanyalah yang pertama," katanya.
 
Biden sebelumnya telah meminta militer Myanmar untuk membebaskan para pemimpin dan aktivis politik yang demokratis, menambahkan "militer harus melepaskan kekuasaan".
 
Di Eropa, Inggris menyambut baik langkah Biden, dengan Menteri Luar Negeri Dominic Raab men-tweet bahwa "kami akan meminta pertanggungjawaban mereka". Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell juga memperingatkan bahwa blok tersebut dapat menjatuhkan sanksi baru pada militer Myanmar.
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan