Perjalanan karier Sanna Marin
Marin terjun ke dunia politik pada usia 20 tahun dan dua tahun kemudian sudah mencalonkan diri untuk kursi dewan di Tampere, sebuah kota di utara Helsinki, namun tak terpilih.Lima tahun kemudian, Sanna Marin mejadi pemimpin dewan di usia 27 tahun. Kariernya naik dengan cepat melalui jajaran Sosial Demokrat (SDP), partai kiri tengah utama Finlandia, dan menjadi anggota parlemen pada tahun 2015.
Sanna Marin dipandang sebagai sayap kiri dalam partai, dan pendukung kuat negara kesejahteraan Finlandia.
Sebagai anggota parlemen, dia dengan cepat menarik perhatian pemimpin partai Antti Rinne, dan menjadi wakilnya.
Pada musim dingin 2018-2019, Antti Rinne jatuh sakit radang paru-paru saat liburan dan kemudian didiagnosis menderita trombosis koroner, yang berarti dia absen saat partainya bersiap untuk kampanye pemilihan.

Antti Rinne dan Sanna Marin. AFP
Setelah beberapa bulan menjadi PM, Antti Rinne kembali dari cuti sakit untuk memimpin partainya menuju kemenangan. Sanna Marin diangkat menjadi menteri transportasi dan komunikasi di pemerintahan baru itu.
Perselisihan atas penanganan perdana menteri terhadap pemogokan pos menyebabkan pengunduran diri Antti inne dalam beberapa bulan setelah menjabat. Sanna Marin menang tipis atas suara partai untuk menggantikannya.
Kontroversi Sanna Marin
Pada Desember 2021, Sanna Marin dipaksa untuk meminta maaf karena pergi clubbing setelah kontak dekat dengan menteri luar negerinya, yang dinyatakan positif covid-19.Terbaru, dia mendapat kecaman karena mengadakan pesta di kediaman resminya.
Pengungkapan terbaru tentang kehidupan sosialnya telah menimbulkan kritik bahwa dia berperilaku tidak pantas untuk seorang perdana menteri, dan apakah dia akan dapat menggunakan penilaian yang baik jika terjadi krisis yang tiba-tiba.
Baca: Kisruh Foto Topless saat Pesta, PM Finlandia: Saya Manusia |
Kepemimpinannya juga bertepatan dengan invasi Rusia ke Ukraina, dan dengan keputusan Finlandia, bersama dengan Swedia, untuk mengajukan keanggotaan NATO. Finlandia berbagi perbatasan darat yang panjang dengan Rusia.
Sanna Marin selalu menyatakan bahwa penilaiannya tidak terganggu oleh perilakunya, dan para pendukungnya membela haknya untuk menikmati kehidupan sosial dengan teman-temannya.
Sanna Marin adalah perdana menteri wanita ketiga Finlandia. Yang pertama, Anneli Jaatteenmaki, berlangsung hampir dua bulan pada tahun 2003 dan yang kedua, Mari Kiviniemi, hanya berkuasa selama satu tahun (2010-2011).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News