Hal ini diketahui merupakan langkah langka yang menggarisbawahi permusuhan antara sejumlah pihak yang berseberangan di Kongres.
Dilansir dari Yahoo News, Kamis, 18 November 2021, Gosar yang merupakan anggota kongres sayap kanan dipaksa untuk menanggung malu publik oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS. Gosar dipanggil untuk menampilkan dirinya di majelis rendah guna “pengucapan kecaman.”
Politikus Partai Republik dari itu Arizona dibuat untuk mendengarkan dalam diam, saat Partai Demokrat menghabiskan lebih dari satu jam untuk menegurnya atas apa yang mereka sebut 'pelecehan di tempat kerja dan mendorong kekerasan terhadap perempuan'.
“Kami tidak dapat membiarkan anggota bercanda tentang saling membunuh atau mengancam Presiden AS. Ini membahayakan pejabat terpilih kami dan menghina institusi DPR,” kata Ketua DPR AS, Nancy Pelosi sebelum kecaman.
Resolusi kecaman diketahui menjadi bentuk hukuman paling berat di DPR AS. Hanya segelintir anggota yang menghadapi sanksi selama satu abad terakhir, atau 11 tahun yang lalu.
Gosar juga bergabung dengan agitator Trumpist, Marjorie Taylor Greene. Politisi berusia 62 tahun tersebut sebagai anggota DPR AS kedua dari Partai Republik, yang kehilangan posisi mereka di komite DPR AS tahun ini.
Seorang sekutu Trump yang blak-blakan menggemakan klaim palsu mantan presiden “pemilihan 2020 dicuri”, Gosar telah dikutuk karena hubungannya dengan nasionalis kulit putih dan pujiannya untuk para perusuh yang menyerbu US Capitol (kantor kongres AS) pada 6 Januari.
Gosar kembali ditegur setelah mencuit sebuah video dalam gaya anime Jepang yang menunjukkan, ia secara fatal menebas leher anggota Kongres Demokrat dari New York, Alexandria Ocasio-Cortez sebelum menyerang Biden dengan pedang.

Video yang disebar Gosar juga perlihatkan Alexandria Ocasio-Cortez. Foto: AFP
Gosar disebut menghapus video yang telah ditonton jutaan kali tersebut, setelah mendapat reaksi balik. Namun, tidak mengungkapkan penyesalan di depan umum atau meminta maaf kepada targetnya.
Dalam pidatonya yang menantang di hadapan anggota parlemen, Gosar berargumen, ia adalah korban penyensoran. Gosar secara tidak masuk akal membandingkan dirinya dengan Bapak Pendiri AS, Alexander Hamilton yang menjadi target pemungutan suara kecaman yang gagal di akhir abad ke-18.
Gosar membantah, video itu mewakili ancaman kekerasan dengan alasan ‘ia mencoba memulai percakapan terkait imigrasi ilegal’.
Gosar tidak menjelaskan mengapa video tentang migran tidak berdokumen akan memilih Alexandria Ocasio-Cortez, generasi ketiga warga New York dan warga negara Amerika seumur hidup yang berakar di Puerto Rico, AS.
Anggota parlemen oposisi telah mengeluh, seharusnya ada penyelidikan etika sebelum hukuman dijatuhkan. Hanya dua dari 213 orang yang memilih untuk meminta pertanggungjawaban Gosar.
Pemimpin Minoritas DPR AS, Kevin McCarthy meremehkan perilaku teori konspirasi. McCarthy menyarankan Partai Demokrat harus berkonsentrasi mengatasi inflasi daripada menghukum Gosar.
McCarthy menuduh partai mayoritas melakukan standar ganda atas penanganan mereka yang lebih lembut terhadap anggota kongres, Maxine Waters dan Ilhan Omar, keduanya telah dikritik karena bahasa yang menghasut.
“Mereka menghancurkan institusi ini, membungkam minoritas, dan karenanya membungkam jutaan orang Amerika,” ujar McCarthy.
Ocasio-Cortez pun menuduh McCarthy menampilkan penghinaan nihilistik untuk pekerjaan DPR.
“Ini adalah hari yang menyedihkan di mana seorang anggota yang memimpin sebuah partai politik di Amerika Serikat tidak dapat mengatakan bahwa mengeluarkan penggambaran pembunuhan seorang anggota Kongres adalah salah dan malah memutuskan untuk bersinggungan dengan harga BBM dan inflasi,” jelas Ocasio-Cortez.
"Apa yang begitu sulit untuk mengatakan bahwa ini salah?,” pungkas Ocasio-Cortez. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id