Menyampaikan pernyataan publik untuk kali perdana sejak aksi kekerasan di area Capitol pada Rabu pekan lalu, Trump membela diri dan justru mencoba mengalihkannya ke isu lain.
"Jika Anda membaca pidato saya, dan banyak yang sudah melakukannya, orang-orang merasa apa yang saya katakan benar-benar layak dan pantas," ucap Trump kepada awak media di pangkalan militer Joint Base Andrews dalam perjalanan menuju Alamo, Texas.
"Dan jika Anda melihat apa yang orang lain katakan mengenai kerusuhan selama musim panas lalu, kerusuhan di Portland dan Seattle dan beberapa tempat lainnya, itulah masalah yang sesungguhnya," lanjut dia, dilansir dari laman Politico pada Selasa, 12 Januari 2021.
"Mengenai pidato saya, semuanya sudah dianalisis, paragraf dan kalimat terakhirnya. Semua orang merasa semuanya sangat layak (disampaikan)," klaim Trump.
Baca: Tokoh Republik Sebut Trump Lakukan Pelanggaran Berat
Dalam sebuah pidato di luar Gedung Putih pada Rabu pekan kemarin, Trump mengecam keras jajaran politisi dari Partai Demokrat dan beberapa dari Republik mengenai pemilihan umum AS. Ia kemudian mendorong para pendukungnya untuk bergerak ke arah Gedung Capitol di hari berlangsungnya pengesahan kemenangan presiden terpilih Joe Biden.
"Kita semua akan berjalan ke Capitol, dan kita semua akan menyemangati para senator dan anggota kongres kita yang pemberani, dan kita mungkin tidak akan menyemangati beberapa dari mereka," seru Trump kepada para pendukungnya.
"Anda semua tidak akan pernah bisa mengambil kembali negara kita dengan kelemahan. Anda semua harus memperlihatkan kekuatan, dan Anda semua harus kuat," ungkapnya.
Di hari yang sama, massa pendukung Trump benar-benar datang ke Washington DC dan menerobos masuk Gedung Capitol. Aksi kerusuhan di Capitol tersebut menewaskan lima orang, termasuk seorang polisi.
Penyerbuan dilakukan saat Wakil Presiden Mike Pence berada di dalam Gedung Capitol, memimpin jalannya proses sertifikas kemenangan Biden.
Pernyataan Trump sebelum penyerbuan massa ke Capitol, beberapa lainnya terkait tudingan kecurangan pemilu, kemungkinan dapat membuat dirinya terjerat dakwaan kriminal atas pasal penghasutan huru-hara. Isu penghasutan itu juga yang merupakan basis bagi Demokrat dalam mendorong proses pemakzulan untuk kali kedua terhadap Trump.
Dewan Perwakilan Rakyat AS berencana melakukan pemungutan suara pada Selasa waktu setempat untuk mendorong Pence menggunakan Amandemen ke-25, sebuah mekanisme melengserkan presiden. Jika Pence tidak melakukannya, maka DPR AS akan melakukan pemungutan suara lanjutan atas artikel pemakzulan kedua Trump pada Rabu.
Karena DPR didominasi Demokrat, Trump kemungkinan akan menjadi presiden pertama dalam sejarah AS yang dua kali dimakzulkan. Pada 2019, Trump sudah pernah dimakzulkan DPR, walau pada akhirnya tetap berkuasa karena prosesnya ditolak di level Senat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News