Berlin: Jerman, Prancis, dan Italia mengatakan pada Senin 15 Maret mereka akan menangguhkan suntikan vaksin covid-19 dari AstraZeneca. Hal ini dilakukan setelah beberapa negara melaporkan kemungkinan efek samping yang serius.
Namun, keputusan tiga negara terbesar Uni Eropa untuk menangguhkan suntikan AstraZeneca membuat kampanye vaksinasi yang sudah berjuang di 27 negara UE tersebut menjadi kacau balau.
Baca: AstraZeneca Tak Temukan Bukti Adanya Pembekuan Darah Akibat Vaksin Covid-19.
Denmark dan Norwegia berhenti memberikan suntikan minggu lalu setelah melaporkan kasus perdarahan yang terisolasi, pembekuan darah dan jumlah trombosit yang rendah. Islandia dan Bulgaria mengikuti dan Irlandia serta Belanda mengumumkan penangguhan pada Minggu.
Sementara Spanyol akan berhenti menggunakan vaksin setidaknya selama 15 hari. Namun ilmuwan Organisas Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan pada Senin bahwa tidak ada kematian yang terdokumentasi terkait dengan vaksin covid-19.
"Kami tidak ingin orang panik," kata Soumya Swaminathan pada konferensi media virtual, seraya menambahkan sejauh ini tidak ada hubungan antara apa yang disebut "peristiwa tromboemboli" yang dilaporkan di beberapa negara dan suntikan covid-19.
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, pertemuan komite penasihat di AstraZeneca akan diadakan pada Selasa. Regulator obat UE EMA juga akan bersidang minggu ini untuk menilai informasi yang dikumpulkan mengenai apakah suntikan AstraZeneca berkontribusi pada kejadian tromboemboli pada mereka yang diinokulasi.
Langkah beberapa negara terbesar dan terpadat di Eropa akan memperdalam kekhawatiran tentang lambatnya peluncuran vaksin di wilayah tersebut, yang telah diganggu oleh kekurangan karena masalah produksi vaksin, termasuk milik AstraZeneca.
Jerman memperingatkan pekan lalu bahwa mereka menghadapi gelombang ketiga infeksi, Italia mengintensifkan penguncian dan rumah sakit di wilayah Paris hampir kelebihan beban.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan bahwa meskipun risiko pembekuan darah rendah, hal itu tidak dapat dikesampingkan.
"Ini keputusan profesional, bukan politik," kata Spahn, seraya menambahkan dia mengikuti rekomendasi dari Institut Paul Ehrlich, regulator vaksin Jerman.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan