Presiden AS Joe Biden berada di Eropa untuk bahas situasi konflik Rusia-Ukraina. Foto: The New York Times
Presiden AS Joe Biden berada di Eropa untuk bahas situasi konflik Rusia-Ukraina. Foto: The New York Times

Joe Biden Inginkan Rusia Dikeluarkan dari G20, Tapi Tunggu Sikap Anggota Lain

Fajar Nugraha • 25 Maret 2022 05:01

 
Tetapi pada 11 Februari, Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Biden, mengatakan bahwa “presiden percaya bahwa sanksi dimaksudkan untuk menghalangi.” Enam hari kemudian, Menteri Luar Negeri Antony J. Blinken mengatakan dia berada di PBB “bukan untuk memulai perang, tetapi untuk mencegahnya.”
 
Pada Kamis, Biden mengatakan bahwa mempertahankan persatuan dalam menjatuhkan sanksi selama berbulan-bulan pada akhirnya akan meyakinkan Putin untuk membatalkan agresinya. Dia mengatakan bahwa pemimpin Rusia tidak akan bisa menunggu sekutu jika mereka tetap bersatu dalam menjaga tekanan.

“Itulah yang akan menghentikannya. Satu-satunya hal terpenting adalah bagi kita untuk tetap bersatu dan dunia tetap fokus pada betapa kejamnya orang ini. Itu yang penting,” ucap Biden.
 
Biden juga mengatakan bahwa NATO “akan merespons” jika Rusia menggunakan senjata kimia dalam serangannya di Ukraina. Namun dia tidak mengatakan apakah Amerika Serikat memiliki informasi intelijen yang menunjukkan bahwa Putin berencana menggunakan senjata semacam itu. Dan dia menolak untuk secara spesifik tentang jenis tanggapan yang akan diterapkan NATO.
 
“Kami akan merespons jika dia menggunakannya. Sifat respons akan tergantung pada sifat penggunaannya,” ujar Biden.

Sikap tegas Indonesia

Indonesia yang memegang Keketuaan G20 di 2022 ini menegaskan akan mengundang semua anggota di sejumlah agenda forum tersebut, termasuk pertemuan tingkat tinggi (KTT). Bahkan, pemberitahuan mengenai KTT kepada negara anggota sudah disampaikan sejak 22 Februari lalu.
 
"Kewajiban semua presiden G20 untuk mengundang semua anggota," kata Co Sherpa G20 Indonesia, Dian Triansyah Djani dalam jumpa pers virtual, Kamis, 24 Maret 2022.
 
"Sebagai Presiden, Indonesia berkewajiban untuk mengundang semua anggota G20. Saya percaya, Indonesia adalah negara yang berdaulat," kata imbuh Dubes Trian.
 
Baca: Polemik Kehadiran Putin di G20, Co-Sherpa RI: Indonesia Negara Berdaulat.
  
Trian mengatakan, Indonesia sebagai Ketua G20 tahun ini, memimpin sesuai dengan preseden presidensi sebelumnya. Menurutnya, diplomasi Indonesia selalu berdasarkan prinsip.
 
Trian juga menyebutkan, penting untuk menggarisbawahi bahwa salah satu tema G20 dengan Presidensi Indonesia adalah mengenai pemulihan dunia utamanya dari pandemi covid-19.
 
"Masih banyak negara berkembang yang belum bisa mengatasi pandemi covid-19 ini," katanya.
 
Perdana Menteri Australia Scott Morrison sebelumnya mengatakan, tidak bisa membayangkan untuk duduk satu meja dengan Putin.
 
Ia mengaku telah melakukan kontak dengan Presiden Joko Widodo sebagai ketua G20 tahun ini, terkait dengan kehadiran Putin. Menurutnya, Rusia telah melakukan invasi terhadap Ukraina dan melanggar hukum internasional.
 
Sementara itu, Tiongkok justru memuji sikap tegas Indonesia terkait keanggotaan dan kehadiran Rusia di G20. Menurut Tiongkok -,hal yang sama juga disampaikan Indonesia,- G20 merupakan forum yang membahas masalah ekonomi, bukan politik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan