Dalam sambutannya, Pompeo memuji peran yang dimainkan oleh VOA dan reporternya. Dia juga menyoroti masalah antara VOA dengan lembaga induknya, the U.S. Agency for Global Media, tentang seberapa besar kebebasan jurnalistik yang dimilikinya.
CEO lembaga itu, Michael Pack telah mengatakan bahwa dia bermaksud untuk menghapus jurnalis VOA yang, menurutnya bias terhadap presiden dan menekankan kesalahan Amerika kepada dunia melalui laporan mereka.
Sementara Direktur VOA yang baru, Reilly, mengatakan bahwa layanan tersebut harus menceritakan kisah Amerika kepada dunia. Secara historis, jurnalis VOA telah melihat misi mereka sebagai cerminan nilai-nilai Amerika dengan melaporkan secara bebas debat politik dan bahkan pergolakan di sini untuk mencontohkan bagaimana pers yang bebas beroperasi dan untuk memberikan liputan di negara-negara di mana tidak ada pers independen yang kuat.
"Bukan berita palsu bagi Anda untuk menyiarkan bahwa ini adalah negara terbesar dalam sejarah dunia dan peradaban bangsa terbesar yang pernah ada. Saya tidak mengatakan ini untuk mengabaikan kesalahan kita," kata Pompeo dalam sambutannya Senin.
"Tapi ini bukan 'Voice of America', yang berfokus pada segala sesuatu yang salah dengan negara kita yang hebat. Ini 'Voice of America.' Ini jelas bukan tempat untuk memberi pemerintahan otoriter di Beijing atau Teheran sebuah wadah,” imbuh Pompeo.
Sebelumnya Gedung Putih menuduh Voice of America di bawah kepemimpinan sebelumnya memposting propaganda Tionkok tentang covid-19 atas apa yang ternyata merupakan materi dari Associated Press. Para pemimpin senior VOA saat itu mencatat banyak cerita yang membantah klaim Tiongkok.
Pada pertemuan pagi Selasa, jurnalis VOA mengatakan kepada editor bahwa mereka marah atas bebas tugas yang dialami oleh Patsy Widakuswara karena mengajukan pertanyaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News