Ukraina persiapkan diri menghadapi tuduhan invasi dari Rusia. Foto: AFP
Ukraina persiapkan diri menghadapi tuduhan invasi dari Rusia. Foto: AFP

Giliran Rusia Tuduh Barat Lakukan Provokasi di Ukraina

Fajar Nugraha • 21 Januari 2022 08:57
Moskow: Rusia menuduh Barat merencanakan ‘provokasi’ di Ukraina, bahkan ketika Barat menyalahkan Moskow atas rencana aksi militer agresif di negara tetangga.
 
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menuduh bahwa klaim Ukraina dan Barat tentang serangan Rusia yang akan segera terjadi di Ukraina adalah “kedok untuk melakukan provokasi skala besar mereka sendiri, termasuk yang bersifat militer.”
 
Baca: Menlu AS Peringatkan Rusia dapat Serang Ukraina dalam Waktu Singkat.

“Mereka mungkin memiliki konsekuensi yang sangat tragis bagi keamanan regional dan global,” kata Zakharova, seperti dikutip dari Winchester Star, Jumat 21 Januari 2022.
 
Dia menunjuk pada pengiriman senjata ke Ukraina oleh pesawat angkut militer Inggris dalam beberapa hari terakhir. Rusia mengklaim bahwa Ukraina menganggap bantuan militer Barat sebagai "pemegang wewenang penuh untuk operasi militer di Donbas."
 
Donbas, yang terletak di Ukraina timur, berada di bawah kendali separatis dukungan Rusia yang telah memerangi pasukan Ukraina selama hampir delapan tahun, konflik yang telah menewaskan lebih dari 14.000 orang.
 
Ukraina mengatakan, awal pekan ini bahwa mereka telah menerima pengiriman rudal antitank dari Inggris. Ukraina telah menolak klaim Moskow bahwa pihaknya merencanakan serangan untuk merebut kembali kendali atas wilayah yang dikuasai separatis di jantung industri timur negara itu.
 
Sementara itu, Pemerintah Ukraina, Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO-nya telah menyatakan keprihatinan yang meningkat dalam beberapa pekan terakhir atas penumpukan pasukan Rusia di dekat Ukraina.
 
Konsentrasi sekitar 100.000 tentara Rusia di dekat Ukraina telah memicu kekhawatiran Barat bahwa Moskow siap untuk menyerang tetangganya. Presiden AS Joe Biden mengatakan, pada Rabu bahwa dia memperkirakan Rusia akan menginvasi Ukraina dan memperingatkan Presiden Vladimir Putin bahwa negaranya akan membayar "harga yang mahal" dalam nyawa yang hilang dan kemungkinan pemutusan dari sistem perbankan global jika itu terjadi.
 

 
Moskow telah berulang kali membantah memiliki rencana untuk melancarkan serangan. Tetapi mereka telah meminta satu set jaminan keamanan dari Barat yang akan mengecualikan ekspansi NATO ke Ukraina dan negara-negara bekas Uni Soviet lainnya dan penyebaran senjata aliansi di sana.
 
Washington dan sekutunya dengan tegas menolak tuntutan Moskow dalam pembicaraan keamanan pekan lalu, tetapi tetap membuka pintu untuk kemungkinan pembicaraan lebih lanjut tentang pengendalian senjata dan langkah-langkah membangun kepercayaan untuk mengurangi potensi permusuhan.
 
Di tengah ketegangan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengunjungi Ukraina pada Rabu untuk meyakinkan dukungan Barat. Dia melakukan perjalanan ke Berlin pada Kamis untuk bertemu dengan rekan-rekannya dari Inggris, Prancis dan Jerman untuk membahas Ukraina dan masalah keamanan lainnya.
 
Blinken akan menyampaikan pidato tentang krisis Ukraina Kamis malam di Ibu Kota Jerman sebelum terbang ke Jenewa, Swiss, di mana ia akan bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Jumat.
 
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dijadwalkan tiba Kamis di Polandia untuk pembicaraan dua hari dengan timpalannya dari Polandia. Polandia, negara anggota Uni Eropa di perbatasan barat Ukraina, telah lama mendukung upaya Ukraina untuk bergerak lebih dekat ke dunia Barat yang demokratis.
 
Wakil Menteri Luar Negeri Marcin Przydacz mengatakan, dalam wawancara radio Kamis pagi bahwa Polandia menawarkan dukungan politik dan diplomatiknya ke Ukraina, tetapi dia tidak akan mengatakan apakah bantuan militer akan diperpanjang di tengah penumpukan pasukan Rusia.
 
“Kami menyadari betapa serius situasinya, oleh karena itu aktivitas diplomatik kami,” kata Przydacz di Radio RMF FM dari kota Wisla, Polandia selatan, tempat Zelenskyy akan mengunjungi Presiden Polandia Andrzej Duda hingga Jumat.
 
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov telah menolak klaim AS sebagai "disinformasi total."
 
Dalam langkah yang semakin memperkuat pasukan di dekat Ukraina, Rusia telah mengirim sejumlah pasukan yang tidak ditentukan dari timur jauh negara itu ke sekutunya Belarusia, yang berbatasan dengan Ukraina, untuk latihan perang besar yang berlangsung hingga 20 Februari. Lavrov mengatakan bahwa Moskow dapat menggunakan wilayah Belarusia untuk meluncurkan potensi invasi multi-cabang.
 
Menteri Pertahanan Polandia Mariusz B?aszczak mengatakan bahwa bersama dengan menawarkan dukungan untuk Ukraina, Polandia memperkuat kemampuan militernya sendiri.
 
“Kebijakan yang tegas adalah argumen terbaik untuk kebijakan Rusia yang agresif, yang bukan sesuatu yang baru, dan reaksi yang tepat adalah penting,” pungkas Blaszczak.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan