Jenewa: Hampir dua pertiga pemilih Swiss mendukung pengenalan pernikahan sesama jenis dalam referendum yang diadakan pada Minggu 26 September. Para juru kampanye menyebutnya sebagai momen bersejarah bagi hak-hak gay di Swiss.
Rencana pemerintah untuk memperkenalkan "pernikahan untuk semua" ditentang oleh lawan, yang berhasil memicu referendum.
Baca: Warga Swiss Ikuti Referendum Pernikahan Sesama Jenis.
Tetapi sekitar 64,1 persen pemilih di Negeri Alpine mendukung langkah tersebut, dengan jumlah 52 persen memilih untuk mendukung.
"Ini adalah hari bersejarah bagi Swiss, hari bersejarah dalam hal kesetaraan bagi pasangan sesama jenis, dan juga merupakan hari penting bagi seluruh komunitas LGBT," kata Jan Muller dari komite kampanye 'Yes', seperti dikutip AFP, Senin 27 September 2021.
Swiss adalah negara ke-30 di dunia yang mengadopsi pernikahan sesama jenis, dan merupakan salah satu negara Eropa barat terakhir yang belum melakukannya. Belanda adalah yang pertama di 2001.
Menteri Kehakiman Karin Keller-Sutter mengatakan, pernikahan sesama jenis pertama dapat berlangsung mulai 1 Juli tahun depan.
"Siapa pun yang saling mencintai dan ingin menikah akan dapat melakukannya, terlepas dari apakah itu dua pria, dua wanita, atau pria dan wanita," ungkap Keller-Sutter.
"Negara tidak harus memberi tahu warga bagaimana mereka harus menjalani hidup mereka,” imbuhnya.
Mayoritas di semua 26 kanton memilih ya - bahkan yang paling konservatif. Dukungan terkuat di Kota Basel, sebesar 74 persen.
"Swiss telah menjatuhkan 'ya' besar-besaran ke dalam kotak suara," Olga Baranova, juru bicara komite ‘Yes’, mengatakan kepada AFP.
Dia berada di sebuah restoran di ibu kota Swiss, Bern, yang menjadi tuan rumah perayaan kampanye ‘Yes’- dihiasi dengan balon dalam warna pelangi - di mana seniman transgender Mona Gamie menyanyikan ‘Hymn to Love’ milik Edith Piaf dengan tepuk tangan meriah.
"Hari ini tidak mengubah negara saya," kata Baranova.
"Hari ini mencerminkan perubahan mentalitas selama 20 tahun terakhir. Ini benar-benar cerminan dari penerimaan orang-orang LGBT yang sangat luas dan sangat penting di masyarakat,” ucapnya.
Rencana pemerintah untuk memperkenalkan "pernikahan untuk semua" ditentang oleh lawan, yang berhasil memicu referendum.
Baca: Warga Swiss Ikuti Referendum Pernikahan Sesama Jenis.
Tetapi sekitar 64,1 persen pemilih di Negeri Alpine mendukung langkah tersebut, dengan jumlah 52 persen memilih untuk mendukung.
"Ini adalah hari bersejarah bagi Swiss, hari bersejarah dalam hal kesetaraan bagi pasangan sesama jenis, dan juga merupakan hari penting bagi seluruh komunitas LGBT," kata Jan Muller dari komite kampanye 'Yes', seperti dikutip AFP, Senin 27 September 2021.
Swiss adalah negara ke-30 di dunia yang mengadopsi pernikahan sesama jenis, dan merupakan salah satu negara Eropa barat terakhir yang belum melakukannya. Belanda adalah yang pertama di 2001.
Menteri Kehakiman Karin Keller-Sutter mengatakan, pernikahan sesama jenis pertama dapat berlangsung mulai 1 Juli tahun depan.
"Siapa pun yang saling mencintai dan ingin menikah akan dapat melakukannya, terlepas dari apakah itu dua pria, dua wanita, atau pria dan wanita," ungkap Keller-Sutter.
"Negara tidak harus memberi tahu warga bagaimana mereka harus menjalani hidup mereka,” imbuhnya.
Mayoritas di semua 26 kanton memilih ya - bahkan yang paling konservatif. Dukungan terkuat di Kota Basel, sebesar 74 persen.
"Swiss telah menjatuhkan 'ya' besar-besaran ke dalam kotak suara," Olga Baranova, juru bicara komite ‘Yes’, mengatakan kepada AFP.
Dia berada di sebuah restoran di ibu kota Swiss, Bern, yang menjadi tuan rumah perayaan kampanye ‘Yes’- dihiasi dengan balon dalam warna pelangi - di mana seniman transgender Mona Gamie menyanyikan ‘Hymn to Love’ milik Edith Piaf dengan tepuk tangan meriah.
"Hari ini tidak mengubah negara saya," kata Baranova.
"Hari ini mencerminkan perubahan mentalitas selama 20 tahun terakhir. Ini benar-benar cerminan dari penerimaan orang-orang LGBT yang sangat luas dan sangat penting di masyarakat,” ucapnya.
Pertempuran panjang
Swiss mendekriminalisasi homoseksualitas pada 1942. Pasangan sesama jenis dapat mendaftarkan kemitraan sipil, dengan sekitar 700 didirikan setiap tahun.
Namun, status ini tidak memberikan hak yang sama dengan perkawinan, termasuk untuk memperoleh kewarganegaraan dan pengangkatan anak bersama.
Setelah bertahun-tahun berdebat, parlemen Swiss menyetujui RUU Desember lalu yang mengizinkan pasangan sesama jenis menikah, di negara berpenduduk 8,6 juta orang itu.
Tapi itu ditantang di bawah sistem demokrasi langsung Swiss, dengan penentang mengumpulkan 50.000 tanda tangan yang dibutuhkan untuk menempatkan masalah ke referendum.
Deborah Heanni, anggota kolektif Libero yang mendorong untuk ‘Yes’, mengatakan kepada AFP: "Setelah delapan tahun berkampanye, kami senang akhirnya bisa merayakan kemenangan ini."
Perubahan undang-undang akan memungkinkan pasangan sesama jenis untuk menikah dalam upacara sipil dan memberi mereka hak yang sama seperti pasangan menikah lainnya.
Pasangan asing akan memenuhi syarat untuk mengajukan kewarganegaraan melalui prosedur yang disederhanakan, dan pasangan sesama jenis akan diizinkan untuk mengadopsi bersama. Dan, dalam aspek yang paling kontroversial dari kampanye referendum, pasangan lesbian akan memiliki akses ke donasi sperma.
Namun, status ini tidak memberikan hak yang sama dengan perkawinan, termasuk untuk memperoleh kewarganegaraan dan pengangkatan anak bersama.
Setelah bertahun-tahun berdebat, parlemen Swiss menyetujui RUU Desember lalu yang mengizinkan pasangan sesama jenis menikah, di negara berpenduduk 8,6 juta orang itu.
Tapi itu ditantang di bawah sistem demokrasi langsung Swiss, dengan penentang mengumpulkan 50.000 tanda tangan yang dibutuhkan untuk menempatkan masalah ke referendum.
Deborah Heanni, anggota kolektif Libero yang mendorong untuk ‘Yes’, mengatakan kepada AFP: "Setelah delapan tahun berkampanye, kami senang akhirnya bisa merayakan kemenangan ini."
Perubahan undang-undang akan memungkinkan pasangan sesama jenis untuk menikah dalam upacara sipil dan memberi mereka hak yang sama seperti pasangan menikah lainnya.
Pasangan asing akan memenuhi syarat untuk mengajukan kewarganegaraan melalui prosedur yang disederhanakan, dan pasangan sesama jenis akan diizinkan untuk mengadopsi bersama. Dan, dalam aspek yang paling kontroversial dari kampanye referendum, pasangan lesbian akan memiliki akses ke donasi sperma.
Sayap kanan kecewa
Partai Rakyat Swiss (SVP) populis sayap kanan -,partai politik terbesar di Swiss,- menyerukan pemungutan suara ‘tidak’.
Para penentang menempelkan kota-kota dengan poster-poster keras yang mengecam komodifikasi anak-anak dan memperingatkan hukum akan ‘membunuh ayah’.
Salah satu poster menunjukkan bayi yang menangis dengan telinga yang ditandai seperti ternak, dan pertanyaan: "Bayi sesuai permintaan?”. Yang lain menampilkan kepala besar seperti zombie yang dimaksudkan untuk mewakili ayah yang sudah meninggal.
"Semua orang akan kecewa," ucap Yohan Ziehli, Wakil Presiden SVP di Vaud yang berbahasa Prancis.
"Parlemen membuat pilihan taktis untuk menghubungkan dua subjek yang seharusnya tidak, yaitu pertanyaan tentang keturunan yang tersembunyi di balik tameng pernikahan untuk semua untuk menjamin keberhasilannya," kata Ziehli kepada penyiar RTS.
Pemungutan suara kedua diadakan atas inisiatif berjudul "Kurangi pajak atas upah, pajak modal secara adil".
Para pendukung menginginkan pajak yang lebih besar pada tingkat pendapatan modal yang tinggi, dengan pendapatan yang dihasilkan digunakan untuk mengurangi pajak penghasilan bagi mereka yang kurang mampu.
Namun, 65 persen memilih menentang tindakan tersebut.
Para penentang menempelkan kota-kota dengan poster-poster keras yang mengecam komodifikasi anak-anak dan memperingatkan hukum akan ‘membunuh ayah’.
Salah satu poster menunjukkan bayi yang menangis dengan telinga yang ditandai seperti ternak, dan pertanyaan: "Bayi sesuai permintaan?”. Yang lain menampilkan kepala besar seperti zombie yang dimaksudkan untuk mewakili ayah yang sudah meninggal.
"Semua orang akan kecewa," ucap Yohan Ziehli, Wakil Presiden SVP di Vaud yang berbahasa Prancis.
"Parlemen membuat pilihan taktis untuk menghubungkan dua subjek yang seharusnya tidak, yaitu pertanyaan tentang keturunan yang tersembunyi di balik tameng pernikahan untuk semua untuk menjamin keberhasilannya," kata Ziehli kepada penyiar RTS.
Pemungutan suara kedua diadakan atas inisiatif berjudul "Kurangi pajak atas upah, pajak modal secara adil".
Para pendukung menginginkan pajak yang lebih besar pada tingkat pendapatan modal yang tinggi, dengan pendapatan yang dihasilkan digunakan untuk mengurangi pajak penghasilan bagi mereka yang kurang mampu.
Namun, 65 persen memilih menentang tindakan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News