WHO pun telah mendesak bahkan orang yang divaksinasi penuh untuk terus memakai masker dan menjaga mengambil tindakan lain untuk mencegah infeksi.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), di sisi lain mengatakan, kepada warga Amerika yang divaksinasi penuh pada Mei, tidak lagi perlu memakai masker di dalam ruangan atau menjaga jarak 1,8 meter dari orang lain. CDC juga melonggarkan sarannya tentang pengujian dan karantina setelah diduga terpapar virus.
Ditanya pada Senin 28 Juni tentang peringatan baru yang diungkapkan oleh WHO, juru bicara CDC menunjuk pada pedoman yang ada dan tidak memberikan indikasi bahwa itu akan berubah.
Bentuk virus yang sangat menular, yang disebut varian Delta, pertama kali terdeteksi di India dan telah diidentifikasi di setidaknya 85 negara. Di Amerika Serikat, prevalensinya meningkat dua kali lipat dalam dua minggu terakhir, varian ini bertanggung jawab atas satu dari setiap lima kasus covid-19.
Penasihat penyakit menular Gedung Putih Dr Anthony Fauci, menyebutnya sebagai ancaman terbesar untuk menghilangkan virus di negara itu.
Sebelumnya, Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa munculnya varian baru membuatnya semakin mendesak bahwa semua pihak harus menggunakan semua alat yang dimiliki untuk mencegah penularan. “Termasuk penggunaan yang konsisten dari vaksinasi dan kesehatan masyarakat dan tindakan sosial,” ujar Dr Tedros.
Penggunaan masker
Asisten Direktur Jenderal WHO untuk akses ke obat-obatan dan vaksin, Dr Mariangela Simao menekankan bahwa bahkan orang yang divaksinasi harus terus secara konsisten memakai masker, menghindari keramaian, menjaga jarak sosial dari orang lain. Warga juga harus memastikan mereka berada dalam ventilasi yang baik. Selain juga sering mencuci tangan, dan menghindari bersin atau batuk di sekitar orang lain."Apa yang kami katakan adalah, 'Setelah Anda sepenuhnya divaksinasi, teruslah bersikap aman karena Anda bisa berakhir sebagai bagian dari rantai penularan'. Anda mungkin tidak benar-benar terlindungi sepenuhnya," kata Dr Bruce Aylward, seorang penasihat senior WHO, seperti dikutip AFP, Selasa 29 Juni 2021.