Saat ini varian Delta telah teridentifikasi di setidaknya 85 negara.
"Saya tahu bahwa secara global, ada banyak kekhawatiran mengenai varian Delta. WHO juga sama-sama mengkhawatirkan hal tersebut," kata Tedros dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, dikutip dari laman Telegraph pada Sabtu, 26 Juni 2021.
"Delta merupakan varian paling menular sejauh ini, dan menyebar dengan cepat di antara mereka yang belum divaksinasi," sambungnya.
Ia mengatakan WHO merasa khawatir terhadap beberapa negara yang mulai melonggarkan sejumlah aturan kesehatan dan pembatasan sosial. Di saat aturan dilonggarkan, lanjut Tedros, tren kenaikan kasus Covid-19 cenderung mengikuti.
Peningkatan kasus ini berbanding lurus dengan kenaikan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit. "Kondisi ini semakin menambah beban tenaga dan sistem kesehatan, yang juga meningkatkan risiko kematian," tutur Tedros.
Mengenai vaksin Covid-19, Tedros menyinggung beberapa negara yang masih ragu untuk berbagi dosis dengan negara-negara berpenghasilan rendah. Ia membandingkan pandemi Covid-19 dengan krisis HIV/AIDS, di mana sejumlah pihak berpendapat negara-negara Afrika tidak dapat mengoperasikan perawatan kompleks.
Dari semua benua di dunia, Afrika masih jauh tertinggal dalam hal vaksinasi Covid-19.
Dalam laporan WHO pada 22 Juni lalu disebutkan bahwa varian Alpha telah dilaporkan di 170 negara, wilayah atau area; Beta di 119 negara; Gamma di 71 negara, dan Delta 85 negara.
WHO menaruh perhatian khusus kepada Delta karena lebih menular dibanding Alpha, dan diperkirakan dapat menjadi varian dominan jika tren saat ini berlanjut.
Baca: Varian Delta Menular Hanya dengan Berpapasan? Ini Penjelasan Pakar
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News