"Merkel menemukan feminisme di akhir masa jabatannya," ucap Sudha David-Wilp, Wakil Direktur lembaga think-thank, German Marshall Fund di Berlin.
"Mungkin dia tidak menyadari menjadi salah satu dari sedikit wanita di panggung global selama bertahun-tahun sejak dia berusaha keras mengatasi krisis satu demi satu,” tambah David-Wilp.
Kanselir yang tidak masuk akal ini terkenal karena menahan diri terhadap orang-orang seperti Vladimir Putin, Recep Tayyip Erdogan, dan Donald Trump - hanya pandangan sesekali yang mengisyaratkan kejengkelan dengan postur macho.
"Dia menunjukkan bahwa perempuan dapat melakukan pekerjaan kekuasaan dengan baik dan bahwa perempuan dapat melayani negara," ucap Ines Kappert.
Di masa senja pemerintahannya, Merkel lebih sering berbicara tentang hak-hak perempuan dan pengalamannya sendiri.
Penerus
Merkel dibesarkan di bekas komunis Jerman Timur, di mana pengasuhan anak gratis memungkinkan perempuan untuk bekerja dan upah yang setara ditulis dalam konstitusi. Namun tolok ukur kesetaraan ini tidak terbawa setelah reunifikasi Jerman pada tahun 1990.Dia baru-baru ini mengatakan bahwa studi fisikanyalah yang mengajari putri pendeta untuk membela dirinya sendiri di lingkungan yang didominasi laki-laki, mengingat perebutan meja selama eksperimen.
Merkel, yang menikah tetapi tidak memiliki anak mengatakan, pada Maret bahwa pandemi tidak boleh dibiarkan "menggiring kita kembali ke pola gender lama", karena orang tua berjuang dengan penutupan sekolah, bekerja dari rumah dan PHK.
Tetapi pemerintahnya juga dikritik karena tidak memprioritaskan keluarga selama krisis virus korona.
Beberapa ahli mengatakan Merkel telah mendesak lebih banyak kekuatan bagi perempuan secara tidak langsung.