Guterres mendesak Dewan Keamanan untuk bertindak atas krisis Israel-Palestina sebagai ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional
Hal ini berarti bahwa Sekjen PBB “dapat menyampaikan kepada Dewan Keamanan setiap permasalahan yang menurut pendapatnya dapat mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.”
Dalam pernyataannya kepada wartawan bersamaan dengan surat tersebut, Juru Bicara PBB Stéphane Dujarric mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya Guterres merasa terdorong untuk menerapkan Bab 99, sejak menjabat pada 2017.
Baca: Sekjen PBB Dorong Gencatan Senjata Penuh di Gaza. |
Dujarric menjelaskan bahwa Sekjen PBB mengambil langkah tersebut “mengingat besarnya jumlah korban jiwa di Gaza dan Israel, dalam waktu yang sangat singkat”.
Dia menggambarkan penggunaan Pasal 99 sebagai “langkah konstitusional yang dramatis” yang diharapkan Guterres akan memberikan tekanan lebih besar pada Dewan Keamanan –,dan komunitas internasional pada umumnya,– untuk menuntut gencatan senjata antara pihak-pihak yang bertikai.
“Saya rasa ini adalah seruan yang paling penting”, kata Dujarric kepada wartawan di Markas Besar PBB, dikutip dari situs resmi PBB, Kamis 7 Desember 2023.
“menurut saya, ini adalah alat paling ampuh yang dia (Sekretaris Jenderal) miliki,” imbuh Dujarric.
Surat itu dikirim ke Presiden Dewan Keamanan di New York pada Rabu malam pagi.
Sejak serangan yang dilakukan pejuang Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober dan pengeboman serta operasi darat yang dilakukan oleh pasukan Israel di Jalur Gaza, Dewan Keamanan mengeluarkan satu resolusi pada pertengahan November, setelah empat kali gagal mencapai konsensus sebelumnya, yang menyerukan “ jeda kemanusiaan yang mendesak dan berkepanjangan”.
Setelah jeda permusuhan selama seminggu di mana sekitar 240 sandera yang ditahan oleh militan di Gaza ditukar dengan tahanan Palestina, pertempuran dimulai lagi pada 1 Desember, yang membuat Sekretaris Jenderal menyatakan penyesalannya yang mendalam.
Penderitaan manusia yang mengerikan
Dalam suratnya kepada Presiden Dewan Keamanan, Guterres mengatakan, pertempuran selama lebih dari delapan minggu secara keseluruhan telah “menciptakan penderitaan manusia yang mengerikan, kehancuran fisik dan trauma kolektif di seluruh Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina.”Dia menyoroti lebih dari 1.200 orang yang “dibunuh secara brutal” oleh Hamas pada 7 Oktober, termasuk 33 anak-anak, dan 130 orang masih ditawan.
“Mereka harus segera dibebaskan tanpa syarat. Laporan kekerasan seksual selama serangan ini sangat mengerikan,” tambah Sekjen PBB.
Baca: PBB Peringatkan 'Skenario yang Lebih Buruk' Bisa Terjadi di Gaza. |
Ketika Israel terus menargetkan pejuang Hamas, ia mengatakan warga sipil di seluruh Jalur Gaza menghadapi bahaya besar, dengan lebih dari 15.000 orang dilaporkan tewas, lebih dari 40 persen di antaranya adalah anak-anak.
Sekitar 80 persen warga Gaza mengungsi, dan lebih dari 1,1 juta orang mencari perlindungan di tempat penampungan badan pengungsi Palestina (UNRWA).
Rumah sakit jadi medan pertempuran
Guterres mengatakan tidak ada perlindungan yang efektif bagi warga sipil dan tidak ada tempat yang aman.“Rumah sakit telah berubah menjadi medan pertempuran”, tambahnya, seraya mengatakan bahwa di tengah pengeboman terus-menerus di seluruh wilayah Gaza “dan tanpa tempat berlindung atau kebutuhan penting untuk bertahan hidup, saya memperkirakan ketertiban umum akan segera rusak”.
Beralih ke Resolusi Dewan 2712 yang dikeluarkan pada 15 November, ia mengatakan bahwa kondisi saat ini membuat peningkatan pasokan kemanusiaan, untuk memenuhi kebutuhan besar warga sipil – seperti yang dituntut oleh resolusi, tidak mungkin dilakukan.
“Kami tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka di Gaza”, tulisnya, dan menghadapi “risiko besar runtuhnya sistem kemanusiaan.”
Konsekuensi dari hal ini mempunyai implikasi yang tidak dapat diubah bagi rakyat Palestina dan perdamaian serta keamanan di seluruh kawasan, ujarnya.
Ini penting
“Hasil seperti ini harus dihindari bagaimanapun caranya. Komunitas internasional mempunyai tanggung jawab untuk menggunakan seluruh pengaruhnya untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan mengakhiri krisis ini,” tegas Guterres.“Saya mengulangi seruan saya agar gencatan senjata kemanusiaan diumumkan. Ini penting. Penduduk sipil harus terhindar dari bahaya yang lebih besar,” tambahnya.
Dia menekankan bahwa dengan gencatan senjata, ada harapan “dan bantuan kemanusiaan dapat disalurkan dengan aman dan tepat waktu”.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News