Keputusan Putin ini dirilis oleh Kremlin pada hari Jumat 1 Desember kemarin. Keputusan ini menambah kekuatan angkatan bersenjata menjadi 1,32 juta personel dan meningkatkan jumlah keseluruhan personel militer Rusia menjadi sekitar 2,2 juta.
"Peningkatan kekuatan penuh waktu angkatan bersenjata disebabkan oleh meningkatnya ancaman terhadap negara kami terkait dengan operasi militer khusus dan ekspansi NATO yang sedang berlangsung," kata Kementerian Pertahanan Rusia, dilansir dari Al jazeera, Selasa, 5 Desember 2023.
Baca: Rusia Pernah Tawarkan Akhiri Invasi Jika Ukraina Batalkan Upaya Gabung NATO. |
Dikatakan bahwa perintah tersebut tidak menyiratkan perluasan wajib militer yang signifikan dan peningkatan itu akan terjadi secara bertahap dengan merekrut lebih banyak sukarelawan.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan lebih dari 452.000 orang telah direkrut menjadi anggota militer di bawah kontrak dari 1 Januari hingga 1 Desember 2023.
"Pasukan bersenjata gabungan NATO sedang dibangun di dekat perbatasan Rusia dan sistem pertahanan udara tambahan serta senjata pemukul sedang dikerahkan. Potensi pasukan nuklir taktis NATO sedang ditingkatkan," demikian bunyi pernyataan kementerian tersebut.
Kementerian kemudian menjelaskan alasan dibalik peningkatan pasukan Rusia yaitu sebagai respons terhadap aktivitas agresif blok NATO.
Langkah yang dilakukan oleh Rusia merupakan ekspansi tentara yang kedua kalinya sejak 2018. Penambahan 137.000 tentara sebelumnya yang diperintahkan oleh Putin pada Agustus 2022 membuat jumlah militer Rusia menjadi sekitar dua juta personel dan sekitar 1,15 juta tentara.
Desember lalu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyatakan bahwa negara itu membutuhkan 1,5 juta tentara "Untuk menjamin pemenuhan tugas-tugas untuk memastikan keamanan Rusia,” tuturnya.
Baca: Rusia Berhasil Uji Coba Rudal Antarbenua dari Kapal Selam Nuklir Terbaru. |
Kremlin sebelumnya menganggap ukuran militernya sudah cukup tetapi kalkulusnya berubah setelah harapan untuk kemenangan cepat atas Ukraina yang di invasi Rusia pada Februari 2022 dihancurkan oleh perlawanan sengit.
Rusia telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kekuatan militernya -termasuk melakukan wajib militer, memobilisasi pasukan cadangan, membentuk batalyon sukarelawan, dan menjalankan kampanye untuk menarik lebih banyak orang untuk mendaftar.
Beberapa laporan media dan kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa pihak berwenang Rusia juga telah menawarkan amnesti kepada beberapa tahanan dengan imbalan menjalani wajib militer. (Kanaya Hairunissa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id